Tantangan HR di Indonesia

Image by Freepik - Tantangan HR

Jumlah angkatan kerja Indonesia saat ini sebanyak 128,06 juta orang; dengan 7,04 juta orang tergolong pengangguran (BPS, Agustus 2017). Kenaikan jumlah angkatan kerja sebanyak 2,62 juta orang dari tahun sebelumnya ini menjadi salah satu tantangan bagi industri di Indonesia. Di satu sisi, perusahaan tentu ingin mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja terbaik agar dapat memenangkan persaingan bisnis.

Di sisi lain, HR harus terus meningkatkan wawasan agar dapat mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul pada angkatan kerja generasi millennial. Belum lagi, perusahaan rintisan/start-up semakin menjamur sehingga ‘mengancam’ eksistensi perusahaan besar.

Training HR dan Pelatihan SDM dengan Harga Terjangkau dari Gadjian Academy | Gadjian

Berikut Gadjian rangkum tantangan-tantangan yang muncul akibat perkembangan situasi bisnis di Indonesia, yang dapat berdampak pada pekerjaan Anda sebagai HR:

Rekrutmen yang Kurang Efektif

Kuantitas angkatan kerja yang terus melonjak menyebabkan HR semakin sulit menemukan kandidat terbaik. Ketika HR membuka lowongan, HR terobsesi merancang standar tinggi. Namun tetap saja HR menerima lamaran yang bertumpuk. Sementara itu, jika HR menghabiskan waktu terlalu banyak untuk proses seleksi karyawan, program-program lain bisa terhambat.

Hal ini memunculkan berbagai masalah, salah satunya masa percobaan yang terus diperpanjang. Maka dari itu, rekrutmen harus direncanakan sebaik mungkin agar calon karyawan siap bekerja sesudah melewati masa percobaan. HR harus memiliki wawasan mendalam, dari mulai pemilihan sarana untuk merekrut, hingga orientasi karyawan.

Baca Juga: Bolehkah Memperpanjang Masa Percobaan Karyawan Baru Lebih dari 3 Bulan?

Paket Kompensasi/Benefit yang Kurang Menarik

Tak hanya merekrut, mempertahankan karyawan juga semakin sulit pada masa sekarang. Perusahaan berlomba-lomba memberikan kompensasi sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan karyawan yang kinerjanya bagus. Namun begitu, benarkah hanya materi yang dibutuhkan oleh seorang karyawan? Umumnya, besarnya penghasilan akan berbanding lurus dengan pekerjaan dan jam kerja. Bisa jadi, karyawan akan terpacu untuk lembur demi penghasilan tambahan. Pertanyaannya, apakah jam kerja yang panjang memang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai produktivitas? Atau justru perusahaan akan terbebani dengan pengeluaran lain-lain?

Baca Juga: 5 Tujuan Perusahaan dalam Menentukan Kompensasi Karyawan

Standar Kinerja yang Kurang Terukur

Dalam menentukan apakah seorang karyawan memang berprestasi, atau harus menerima ‘punishment’, HR masih belum dapat menetapkan key performance indicator yang tepat. Pengguna media sosial di Indonesia kerap memviralkan suatu isu yang bahkan belum jelas kebenarannya.

Maraknya kabar karyawan yang dirugikan oleh perusahaan tertentu karena di-PHK tiba-tiba, harus menjadi concern bagi HR. Mengadakan sosialisasi tentang job description dan sistem reward bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban agar karyawan memahami kewajiban dan haknya.

Baca Juga: Aturan Surat Peringatan Karyawan (SP) berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan

Pengerjaan Tugas HR yang Kurang Efisien

Menurut survei Gadjian terhadap 161 perusahaan pada kurun waktu 2016-2017, sebanyak 73% perusahaan belum menggunakan HRIS untuk mengelola administrasi SDM. Padahal, HR di Indonesia harus patuh pada peraturan pemerintah, misalnya membayarkan BPJS Ketenagakerjaan atau PPh 21 karyawan.

Pemanfaatan HR Software akan sangat membantu HR dalam mengelola karyawan, terutama dalam berbagai perhitungan, dari mulai upah lembur hingga jatah cuti. Sepatutnya HR tidak menunda penggunaan aplikasi HR agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.

Baca Juga: Tugas HR yang Terganti dengan Aplikasi HRIS

Kesimpulannya, HR dituntut untuk terus update dengan ilmu-ilmu dasar HR dan berita terbaru mengenai dunia ketenagakerjaan, agar dapat membuat kebijakan yang menguntungkan perusahaan dan juga karyawan. Perusahaan akan sangat terbantu jika memiliki HR yang handal dan cakap dalam pekerjaannya.

Maka dari itu, mengikuti training HR dari Gadjian Academy adalah solusi bagi Anda yang berkomitmen untuk menjadi HR profesional. Pembicara yang dihadirkan merupakan para ahli di bidangnya, yang dapat menjawab pertanyaan Anda tentang permasalahan dan tantangan HR yang sedang dihadapi di kantor. Bonusnya, Anda dapat menambah networking dan belajar dari perusahaan lain. HR cerdas, perusahaan pun berkembang pesat!

Payroll Software Indonesia Untuk Mengelola Keuangan & Karyawan Perusahaan, termasuk perhitungan PPh 21, perhitungan BPJS, dan perhitungan lembur | Gadjian

Baca Juga Artikel Lainnya