Apabila tertarik membangun bisnis clothing atau semacamnya, kamu perlu tahu lebih dulu tentang sistem gaji karyawan pabrik konveksi.
Konveksi atau usaha produksi pakaian massal merupakan salah satu jenis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tumbuh subur di sejumlah kota. Selain tidak membutuhkan modal besar untuk mengawalinya, pasar produk konveksi juga tidak pernah mati.
Bahkan, ada jenis konveksi yang sering kewalahan menerima order di musim-musim tertentu, seperti konveksi kaos saat musim kampanye pemilu, atau konveksi seragam sekolah pada musim pergantian tahun ajaran baru.
Di samping itu, tidak sedikit pengusaha konveksi yang memilih membangun brand clothing yang menargetkan segmen pasar yang lebih luas. Beberapa di antaranya berhasil menjadi ikon wisata, misalnya konveksi kaos oblong.
Bisnis konveksi bisa dimulai dari usaha rumahan dengan modal beberapa unit mesin jahit dan mesin obras, tidak membutuhkan pabrik besar dan mesin canggih. Jumlah tenaga kerja pun bisa hanya beberapa orang.
Berbeda dari garmen yang merupakan industri pakaian berorientasi ekspor dan berbentuk perseroan terbatas, konveksi umumnya dimiliki perorangan dan melayani pesanan dalam negeri. Meski demikian, ada juga konveksi standar garmen yang mengekspor produk pakaian, misalnya konveksi batik.
Pakaian yang diproduksi oleh konveksi sangat beragam, dari mulai kaos distro, jersey olahraga, jaket, seragam, kemeja, celana, hingga pakaian anak dan bayi. Meski produknya terbilang massal, konveksi dapat melayani pesanan dengan desain khusus (customized), misalnya pakaian untuk komunitas.
Sistem gaji karyawan konveksi
Berdasarkan PP No. 7 Tahun 2021, pabrik konveksi pada umumnya dikategorikan sebagai usaha kecil. Sebab, modal usahanya tidak lebih dari Rp5 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau omzet tidak melebihi Rp15 miliar dalam setahun.
Organisasi bisnisnya juga sederhana. Pemilik konveksi sekaligus berperan sebagai pemimpin usaha yang menjalankan bisnis dan mengatur semua urusan. Usaha ini bertumpu pada kegiatan produksi, seperti desain, cutting, sewing, finishing, dan quality control, sehingga tenaga kerja yang utama adalah karyawan produksi.
Di pabrik konveksi, skill dan pengalaman karyawan lebih diutamakan. Oleh sebab itu, ada jenis pekerjaan yang bisa dilakukan satu orang dari memotong, menjahit, hingga finishing pakaian.
Perlu diketahui bahwa UU Cipta Kerja memuat pengecualian terhadap ketentuan upah minimum bagi usaha mikro dan kecil. Pengecualian ini diatur dalam Pasal 81 Perppu Cipta Kerja No. 2 Tahun 2022.
Terkait upah pekerja pada usaha mikro dan kecil lebih lanjut diatur dalam PP Pengupahan No. 36 Tahun 2021. Pasal 36 ayat 2 PP Pengupahan menerangkan bahwa upah minimum pada usaha mikro dan usaha kecil yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja.
Secara umum, sistem upah karyawan pabrik konveksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni upah satuan waktu dan upah satuan hasil. Mari kita bahas perhitungannya satu per satu.
BACA JUGA: Sistem Penggajian dan Pengupahan Sesuai UU Terbaru
Upah satuan hasil
Upah satuan diterapkan untuk karyawan bagian produksi, misalnya penjahit atau pemotong kain. Ada dua cara menghitung gaji atau upah satuan konveksi, yakni:
- Upah per unit, yaitu upah yang ditetapkan untuk menyelesaikan 1 potong baju, celana, kemeja, atau lainnya. Dalam hal ini, karyawan mengerjakan keseluruhan proses produksi, dari memotong kain; membuat kerah, saku, lengan; memasang kancing; dan menyelesaikannya hingga berwujud pakaian.
Cara menghitung gaji konveksi berdasarkan satuan hasil adalah dengan menggunakan rumus berikut ini:
Gaji karyawan = unit x rate
Misalnya, upah menjahit per potong kemeja adalah Rp10.000 dan karyawan sehari menghasilkan 15 potong, maka upah sehari karyawan adalah Rp150.000.
- Upah per pecahan, yaitu upah yang ditetapkan untuk pekerjaan berdasarkan pembagian kerja. Satu potong baju dibuat melalui beberapa kali proses, dan setiap karyawan hanya menyelesaikan 1 proses atau membuat bagian tertentu dari baju, tidak menyelesaikan keseluruhan.
Misalnya, seorang karyawan dapat membuat 60 kerah kemeja setiap hari dengan upah Rp2.000 per unit, maka upah sehari adalah Rp120.000.
Upah harian
Selain berdasarkan satuan hasil, ada juga pengusaha konveksi yang menerapkan sistem upah harian yang dibayarkan berdasarkan kehadiran. Apabila tidak masuk kerja, karyawan tidak dibayar atau ‘no work no pay’.
Upah harian konveksi dapat diterapkan dengan dua cara, yaitu:
- Upah harian flat, yaitu upah harian yang besarannya tetap tanpa dipengaruhi hasil produksi karyawan. Upah harian flat ditetapkan berdasarkan kapasitas rata-rata tiap karyawan per hari.
Upah harian flat = rata-rata produksi harian x rate
Contohnya, kapasitas produksi rata-rata seorang karyawan membuat kerah kemeja adalah 50 potong per hari dan tarif per potong adalah Rp2.000, maka upah harian karyawan bagian kerah adalah Rp100.000. Upah ini dibayarkan sama tiap hari, tanpa melihat apakah karyawan menyelesaikan kurang atau lebih dari 50 potong.
- Upah harian bertarget, yaitu upah harian yang disertai target produksi harian. Apabila jam kerja habis tetapi target belum dicapai, maka karyawan wajib memenuhi targetnya tanpa dihitung lembur.
Contoh, jika upah harian karyawan adalah Rp100.000 dengan target membuat 100 saku baju sehari, maka ia wajib menyelesaikan targetnya meskipun jam kerjanya telah usai.
Upah tetap
Usaha konveksi juga memiliki karyawan yang tidak bekerja di bagian produksi, misalnya karyawan bagian pembelian, bagian gudang, bagian mekanik dan pemeliharaan alat, dan bagian pemasaran. Karyawan non-produksi ini dibayar dengan upah tetap, yaitu upah bulanan yang ditetapkan menurut ketentuan upah minimum regional yang berlaku, yaitu UMK atau UMP.
BACA JUGA: Cara Menghitung Gaji Pokok dan Gaji Kotor di Excel
Uang lembur
Selain upah, karyawan pabrik konveksi juga mendapatkan hak lainnya, antara lain:
- Uang lembur per jam, yang berlaku untuk karyawan non-produksi yang dibayar dengan gaji tetap. Perhitungan uang lembur didasarkan pada kelebihan jam kerja karyawan.
Contoh, jika karyawan gudang bekerja 7 jam sehari, kemudian diminta menambah bekerja 2 jam lagi, maka upah lemburnya dihitung 2 jam.
- Uang lembur per unit, yang berlaku untuk karyawan produksi. Perhitungan lembur konveksi didasarkan pada kelebihan unit produk yang diselesaikan oleh karyawan.
Contoh, karyawan sewing yang diupah satuan berhasil menyelesaikan 140 unit saku baju selama 7 jam. Ia kemudian menambah 1 jam kerjanya dan berhasil menambah 20 unit saku baju. Maka, tambahan lemburnya adalah 20 unit.
Uang makan
Pengusaha konveksi juga dapat memberikan uang makan harian untuk karyawan. Perhitungan uang makan didasarkan pada kehadiran. Ada juga pabrik konveksi yang menyediakan makan siang untuk karyawannya, namun tidak memberikan uang hadir atau uang makan.
Tunjangan BPJS
Pekerja pabrik konveksi juga berhak atas tunjangan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan atau jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JKM), dan jaminan hari tua (JHT). Namun, jika usaha konveksi termasuk industri rumahan, maka setidaknya karyawan diberi tunjangan jaminan kesehatan, JKK, dan JKM.
Slip gaji konveksi
Berdasarkan sistem upah di atas, yang membedakan komponen gaji karyawan konveksi dengan komponen gaji karyawan swasta adalah pada gaji atau upahnya. Dengan menerapkan upah satuan dan upah harian karyawan produksi di pabrik konveksi, maka tidak ada gaji pokok yang biasa dijumpai dalam komponen slip gaji karyawan swasta pada umumnya.
Berikut ini contoh slip gaji karyawan konveksi bagian produksi yang dibayar dengan upah satuan hasil:
Sedangkan contoh di bawah ini merupakan slip gaji karyawan konveksi yang menerima upah menurut satuan waktu (upah harian):
BACA JUGA: Aturan dan Gaji Pekerja Harian Lepas
Cara menghitung gaji konveksi lebih efisien
Daripada menggunakan Excel untuk menghitung satu per satu komponen slip gaji seperti di atas, lebih baik kamu menggunakan aplikasi payroll agar pekerjaanmu lebih efisien. Kamu bisa mencoba Gadjian, aplikasi payroll terbaik berbasis web.
Gadjian memiliki cara menghitung gaji konveksi menjadi mudah dan praktis tanpa perlu rumus. Aplikasi gaji karyawan Android ini punya fitur andalan kalkulator gaji dan PPh 21 yang menghitung setiap komponen gaji karyawan secara otomatis berdasarkan data upah yang dimasukkan di pengaturan.
Setiap komponen pendapatan, seperti gaji, tunjangan, lembur, uang makan, dan BPJS, akan terhitung dan terakumulasi di slip gaji, kemudian akan dikurangi komponen pemotong, termasuk pajak PPh 21 apabila kamu menggunakan metode gross atau gross up.
Aplikasi ini menghasilkan slip gaji online yang dapat diakses dan diunduh oleh karyawan bersangkutan melalui aplikasi employee self service GadjianKu pada tanggal penggajian. Kamu tidak perlu repot mencetak, memasukkan dalam amplop, dan mengedarkan satu per satu.
Berikut ini contoh slip gaji karyawan harian yang dibayarkan mingguan yang dibuat dengan Gadjian:
Gadjian bisa menghitung gaji karyawan tetap, karyawan kontrak, karyawan lepas, dan tenaga ahli. Kalkulator Gadjian juga dapat menyelesaikan perhitungan gaji bulanan, mingguan, harian, maupun upah satuan. Karena itu, aplikasi ini cocok untuk semua skala bisnis, dari UMKM dengan 6 orang karyawan sampai perusahaan besar dengan ribuan tenaga kerja.
Kamu dapat berlangganan software HR online Gadjian sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, jika masih dalam tahap merintis bisnis kecil yang upah karyawannya di bawah PTKP dan tidak kena pajak, maka kamu bisa memilih paket standar tanpa fitur PPh 21 yang belum dibutuhkan saat ini.
Sumber
Perppu No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja. JDIH Kemnaker.
PP No.7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. JDIH Kemenkeu.