Contoh Evaluasi Kinerja Karyawan dan Manfaatnya

Evaluasi Kinerja Karyawan

Contoh Evaluasi Kinerja Karyawan dan Manfaatnya- Untuk dapat memberikan upah yang sesuai dengan karyawan, perusahaan berhak menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. Pasal 92 UU Ketenagakerjaan menyatakan bahwa pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas karyawan.

Salah satu alat yang bisa digunakan untuk meninjau kesesuaian upah karyawan adalah melalui evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja karyawan bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kinerja karyawan dalam mencapai target tahunan. Selain menjadi proses penilaian, evaluasi kinerja juga melibatkan penyusunan rencana pengembangan dan mengomunikasikan hasil penilaian tersebut. 

Adapun yang dimaksud kinerja adalah hasil atau prestasi kerja yang dicapai seseorang/sekelompok orang dalam sebuah organisasi. Sedangkan, tujuan evaluasi karyawan adalah memastikan berhasil atau tidaknya pelaksana kegiatan mencapai goals serta visi-misi perusahaan secara legal dan sesuai etika. 

Baca Juga: Perbedaan KPI dan OKR dalam Penilaian Kinerja

Namun, evaluasi tahunan sering tidak efektif sehingga diperlukan evaluasi kinerja yang lebih sistematis. Karena itu, kamu membutuhkan aplikasi penilaian kinerja yang memberikan data terbaru secara real time. Selain itu, aplikasi personalia juga memberikan manfaat lain untuk menilai kinerja karyawan. 

Sebelum memahami manfaatnya, ketahui dulu kriteria evaluasi kinerja secara umum.

Contoh Evaluasi Kinerja Karyawan berdasarkan Kriteria 

Mengukur kinerja karyawan perlu dilakukan berdasarkan kriteria tertentu agar penilaian berdasar sehingga mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja. Jika kinerja karyawan baik, kinerja perusahaan juga baik. Jadi, memahami aspek-aspek apa saja untuk dinilai sangatlah penting.

Ada beberapa kriteria umum yang bisa menjadi contoh dalam mengevaluasi kinerja karyawan. Berikut ini ulasannya.

1. Inisiatif

Pada aspek penilaian inisiatif, artinya karyawan siap membantu tanpa harus diperintah dulu oleh atasan. Biasanya karyawan yang memiliki inisiatif tinggi merupakan pekerja mandiri yang tidak perlu banyak pengawasan dari atasannya. Bentuk inisiatif bisa bervariasi, seperti inisiatif memecahkan masalah, inisiatif untuk menciptakan inovasi, dan lain-lain.

2. Tingkat kehadiran

Tingkat kehadiran secara tak langsung menunjukkan disiplin dan komitmen karyawan ketika bekerja. Contohnya, masuk kerja tepat waktu dan ketepatan menyelesaikan pekerjaan. Jika sering terlambat, otomatis mengurangi produktivitas dan durasi jam kerja

3. Sikap terhadap rekan kerja

Bagaimana sikap karyawan A terhadap rekan kerjanya, terhadap kamu, dan pekerjaan secara umum? Hal ini juga menjadi kriteria penting dalam evaluasi kinerja karyawan. 

Beberapa perusahaan menganggap sikap yang kurang cocok dengan budaya kerja di perusahaan menjadi penilaian utama dalam mempertahankan karyawan. Sebab, sikap positif terhadap lingkungan kerjanya akan berdampak baik, terutama dalam mempertahankan produktivitas karyawan dan perusahaan.

4. Kemampuan berkomunikasi

Pada aspek ini, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan partner kerja, manajer, dan klien menjadi bahan evaluasi. Adapun yang dimaksud kemampuan komunikasi adalah keterampilan karyawan dalam menyampaikan pesan/ide secara jelas kepada orang lain.

Kemampuan menyampaikan ide secara jelas menjadi nilai lebih bagi karyawan sebab ide tersebut bisa saja menjadi inovasi baru yang memajukan perusahaan.

5. Pengetahuan teknis dalam melaksanakan tugas

Pengetahuan teknis berkaitan dengan mutu pekerjaan dan kecepatan karyawan dalam menyelesaikan tanggung jawabnya. Selain itu, pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan si karyawan juga penting agar tugas dapat terselesaikan dengan kualitas terbaik. 

Baca Juga: Manfaat Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan

6. Orientasi pada perusahaan

Kinerja karyawan juga dapat dievaluasi dari seberapa berorientasi dia pada divisi dan perusahaan. Artinya, hasil kerjanya dilakukan demi kemajuan divisi dan tempat kerjanya. 

7. Kejujuran atau integritas

Integritas berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan (KBBI daring). Beberapa perusahaan, seperti media massa, menekankan agar setiap anggotanya mengutamakan integritas. Sebab, ini dapat menghindarkan hasil kerja yang buruk di mata klien dan masyarakat. 

8. Fokus pada pekerjaan

Kriteria mendasar dari kinerja yang baik adalah fokus terhadap pekerjaan. Misalnya, apakah ia mampu memprioritaskan pekerjaan di atas bisnis sampingan pribadi? Mampukah ia mempertahankan fokus meski terjadi perubahan pola kerja? 

9. Produktivitas

Produktivitas personal akan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Karena itu, karyawan yang memperlihatkan hasil kerja yang produktif akan dinilai baik. Ini membuat kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan masuk ke dalam parameter evaluasi kinerja karyawan. Jadi, meskipun menghadapi deadline padat karyawan harus bisa menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin.

10. Kualitas kerja karyawan

Aspek ini merupakan salah satu indikator yang tak kalah penting dalam evaluasi kerja. Bukan hanya kuantitas yang harus diperhitungkan, melainkan juga kualitasnya. Indikator ini menentukan keterampilan, kompetensi, dan kecakapan karyawan dalam bekerja. 

11. Kerja sama tim

Indikator ini mengukur kontribusi karyawan terhadap keberhasilan tim. Terkadang, pekerjaan seorang karyawan tidak terbatas pada job description yang ditentukan. Ada saat dimana ia diberikan tugas dari rekan kerja di divisi lain dan tugas tambahan dari atasan. Pada saat inilah, HR dapat menilai aspek kerja sama tim dari karyawan.

Manfaat Menggunakan Aplikasi Personalia untuk Evaluasi Kinerja

Seperti yang sudah disebutkan di atas, aplikasi personalia memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan untuk evaluasi kinerja karyawan.

1. Penilaian lebih objektif

Dalam menilai prestasi kerja, umumnya atasan akan meeting dan berdiskusi tentang hasil kerja secara langsung. Cara ini adalah yang paling simpel dan mudah, tapi hasilnya bisa subjektif dan bias. Apalagi jika atasan hanya mengandalkan pengamatan dari satu orang. Akibatnya, karyawan yang disukai secara subjektif bisa mendapatkan promosi, peningkatan gaji, atau reward yang lebih besar.

Nah, dengan menggunakan metode evaluasi karyawan yang sistematis penilaian akan mengandalkan data. Misalnya, data kuantitas pekerjaan, data waktu penyelesaian tugas, data absensi, data produktivitas, dan sebagainya. 

Baca Juga: Perbedaan KPI dan OKR dalam Penilaian Kinerja

2. Menggunakan metode evaluasi karyawan yang terukur

Beberapa aplikasi menggunakan metode evaluasi kinerja karyawan dengan matriks pengukuran, seperti key performance indicator (KPI), objective and key results (OKR), dan sebagainya. Penggunaan indikator yang lebih terukur ini menunjukkan hasil yang lebih baik daripada evaluasi berdasarkan opini saja.

Metode evaluasi kinerja terukur memberikan data sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan yang adil serta bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, dalam menentukan apakah seorang karyawan layak mendapat kenaikan gaji. 

Contoh evaluasi kinerja yang menggunakan matriks:

evaluasi kinerja karyawan

3. Meningkatkan motivasi karyawan

Aplikasi evaluasi kinerja karyawan memiliki dampak pada motivasi dan kepuasan kerja. Jika penilaian transparan dan terukur, karyawan akan lebih semangat mencapai sasaran personal ataupun tim. 

4. Menguji efektivitas rekrutmen

Data dari aplikasi evaluasi kinerja karyawan bisa digunakan untuk menguji efektivitas karyawan yang direkrut. Data ini akan menggambarkan apakah karyawan tersebut merupakan orang yang tepat untuk peran yang dibutuhkan perusahaan dalam periode tertentu.

Ketika perusahaan melakukan proses rekrutmen karyawan kontrak misalnya, aplikasi penilaian kinerja dapat digunakan sebagai alat untuk memantau perkembangan karyawan setiap hari. Penilaian ini bisa membantu perusahaan untuk memutuskan apakah ingin melanjutkan hubungan kerja atau tidak.

5. Memonitor kinerja karyawan selama setahun

Monitoring diperlukan untuk menganalisis pencapaian target yang sedang berjalan tanpa perlu menunggu hingga setahun. Proses ini memungkinkan atasan untuk mengidentifikasi masalah lebih awal, memberikan feedback kepada karyawan atas kinerja mereka, menyelaraskan tindakan dengan tujuan, atau menawarkan pelatihan untuk memperbaiki kinerja jika diperlukan.

Payroll Sofware Indonesia untuk Mengeloala Keuangan dan Karyawan Perusahaan | Gadjian

Cara Evaluasi Kinerja Karyawan 

1. Analisis pekerjaan

Proses analisis jabatan harus menjabarkan pekerjaan, tanggung jawab, dan kondisi saat bekerja dengan jelas. Dari analisis ini, kamu akan tahu tujuan dari pekerjaan karyawan sehingga dapat menentukan kriteria evaluasi karyawan yang sesuai.

2. Kaitkan dengan tujuan perusahaan

Banyaknya kriteria evaluasi membuatmu harus memilih kriteria yang sangat berkaitan dengan kemajuan perusahaan. Karena itu, perlu juga mengenal tujuan umum perusahaanmu sebelum menentukan kriteria.

Baca Juga: GadjianKu, Aplikasi Personalia Terbaik di Indonesia

3. Kelompokkan kriteria

Kelompok kriteria akan sangat membantumu untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Contoh kelompok kriteria, seperti ini:

  • Behavioral appraisal system: evaluasi kinerja karyawan fokus pada tingkah lakunya.
  • Sifat individu karyawan
  • Result-oriented appraisal system: evaluasi kinerja berdasarkan hasil kerjanya saja.

4. Gunakan aplikasi untuk analisis kinerja karyawan 

Evaluasi kinerja karyawan bisa menjadi rumit mengingat penilaian harus dilakukan secara objektif. Namun, tidak perlu khawatir, aplikasi personalia Gadjian dapat membantu menganalisis kinerja karyawan lebih mudah secara real-time. Mulai dari Data Demografi Karyawan, Data Kompensasi, hingga Produktivitas dapat dilihat di satu aplikasi.

Coba Gadjian Sekarang

Sumber

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. JDIH Kemnaker.

Baca Juga Artikel Lainnya