PHK Shin Tae Yong sebagai pelatih Timnas Indonesia membuka berbagai diskusi menarik yang relevan bagi dunia HR. Pasalnya, keputusan ini didasarkan pada berbagai faktor yang mencerminkan tantangan dalam mengelola kinerja, komunikasi, dan dinamika tim.
Bagi praktisi HR, kasus ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya evaluasi yang menyeluruh, komunikasi efektif, dan strategi yang selaras dengan kebutuhan perusahaan. Artikel ini akan mengulas kasus PHK Shin Tae Yong dan memberikan pelajaran berharga yang relevan bagi para praktisi HR.
Latar Belakang PHK Shin Tae Yong
Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan, mulai menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 2019. Selama masa kepemimpinannya, Timnas menunjukkan sejumlah peningkatan, seperti mencapai final Piala AFF 2020 dan memperbaiki peringkat FIFA.
Kabar PHK Shin Tae Yong sebagai pelatih Timnas Indonesia menjadi perhatian besar di kalangan pecinta sepak bola dan media nasional. Keputusan ini menuai berbagai reaksi dari publik dan media. Banyak pendukung Timnas yang merasa sedih atas perpisahan ini, sebagian lainnya menyambut baik langkah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai upaya menuju perbaikan.
Setelah gagal membawa Timnas Indonesia melaju ke semifinal Piala AFF 2024 serta mengalami kekalahan dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, PSSI memutuskan untuk mengakhiri kontrak Shin Tae Yong.
Keputusan ini diumumkan oleh Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Erick Thohir dalam konferensi pers resmi. Erick menyatakan bahwa langkah ini diambil karena kebutuhan untuk membawa perubahan dalam strategi dan komunikasi tim.
PSSI menginginkan pemimpin baru yang mampu menyelaraskan visi dengan para pemain serta meningkatkan implementasi program tim nasional. Keputusan ini juga sekaligus menandai Shin Tae Yong keluar dari Timnas Indonesia setelah lebih dari empat tahun masa kepelatihannya.
Keputusan ini dipandang sebagai langkah tegas dalam mengevaluasi kinerja pelatih yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan tim saat ini. Namun, kasus ini juga membuka diskusi yang lebih luas mengenai cara terbaik menangani pemutusan hubungan kerja (PHK), terutama dalam konteks perusahaan yang kompleks.
Baca Juga: 5 Contoh Coaching Karyawan Bermasalah untuk Para HRD
Pelajaran untuk HR dalam Kasus PHK Shin Tae Yong
Berikut adalah pelajaran yang bisa diambil oleh praktisi HR dari kasus PHK Shin Tae Yong.
1. Kinerja Harus Dievaluasi Secara Menyeluruh
Hasil buruk Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 menjadi salah satu alasan utama pemecatan Shin Tae Yong. Kekalahan dari Filipina dan kegagalan melaju ke semifinal memperlihatkan bagaimana hasil akhir sangat mempengaruhi persepsi kinerja.
Namun, mengukur kinerja semata-mata dari hasil akhir dapat menjadi bias karena banyak faktor eksternal yang mempengaruhi hasil tersebut.
Pelajaran HR:
Evaluasi kinerja karyawan tidak hanya dapat didasarkan pada hasil langsung, tetapi juga harus mempertimbangkan proses kerja, tantangan eksternal, serta upaya yang telah dilakukan.
Misalnya, dalam penilaian seorang manajer proyek, penting untuk melihat apakah ia memiliki sumber daya yang memadai, dukungan dari tim, dan kondisi pasar yang memengaruhi proyek tersebut.
Baca Juga: Perhitungan Uang Pisah Sesuai Aturan Ketenagakerjaan Terbaru
2. Komunikasi Efektif adalah Kunci
Dalam berbagai wawancara, Ketua PSSI, Erick Thohir menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif antara pelatih, pemain, dan manajemen. Ketidaksepahaman dalam menyampaikan visi dan taktik menjadi salah satu penyebab ketidakefektifan strategi tim.
Pelajaran HR:
Komunikasi yang buruk di lingkungan kerja dapat menyebabkan miskomunikasi, menurunnya produktivitas karyawan, dan konflik antar tim. HR memiliki peran strategis untuk menciptakan saluran komunikasi yang terbuka, seperti:
- Mengadakan pertemuan rutin untuk memastikan keselarasan visi.
- Menggunakan platform komunikasi internal yang mendukung kolaborasi.
- Mendorong budaya umpan balik dua arah antara manajemen dan karyawan.
3. Keselarasan Strategi dengan Kebutuhan Tim
Salah satu alasan utama di balik pemecatan Shin Tae Yong adalah anggapan bahwa strategi yang diterapkannya tidak sesuai dengan kebutuhan Timnas Indonesia saat ini. Hal ini menunjukkan pentingnya memahami kebutuhan spesifik tim sebelum merancang strategi.
Pelajaran HR:
HR perlu memastikan bahwa program pelatihan, pengembangan, dan strategi SDM yang diterapkan selaras dengan kebutuhan perusahaan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
- Mengadakan survei kebutuhan pelatihan secara berkala.
- Melibatkan manajer lini dalam merancang program pengembangan karyawan.
- Mengevaluasi efektivitas program secara berkelanjutan.
4. Pentingnya Dinamika Internal yang Seimbang
Masalah hubungan antara pemain lokal dan pemain yang bermain di luar negeri menambah kompleksitas situasi Timnas. Hal ini menunjukkan perlunya manajemen SDM yang lebih baik dalam tim.
Pelajaran HR:
Dalam perusahaan, konflik internal atau ketidakseimbangan antar tim dapat menghambat produktivitas. HR harus mampu menjaga harmoni dalam tim dengan latar belakang yang beragam. Beberapa cara yang dapat dilakukan meliputi:
- Mengadakan kegiatan team building untuk meningkatkan kebersamaan
- Memberikan pelatihan soft skill, seperti komunikasi dan kepemimpinan.
- Membentuk mentor atau coach internal untuk membantu karyawan beradaptasi.
5. Menangani Hasil Buruk dengan Bijak
Kekalahan di kualifikasi Piala Dunia 2026, termasuk saat melawan China, menjadi momen evaluasi besar bagi Shin Tae Yong. Hasil buruk sering kali menjadi pemicu tindakan atau keputusan tegas manajemen, seperti pemecatan.
Pelajaran HR:
Menghadapi hasil yang tidak diharapkan adalah bagian dari perjalanan sebuah perusahaan. Namun, HR harus mampu membantu manajemen mengambil keputusan dengan bijak, baik itu keputusan untuk mempertahankan, memberikan pelatihan tambahan, atau memutuskan hubungan kerja. Prinsip-prinsip yang perlu diterapkan antara lain:
- Melakukan evaluasi berbasis data dan fakta.
- Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memperbaiki kinerjanya.
- Menyediakan dukungan berupa pelatihan atau mentoring.
Baca Juga: Prosedur PHK Menurut UU untuk Karyawan Tetap dan Kontrak
Kelola Manajemen SDM secara Efektif dengan Gadjian!
Pemecatan Shin Tae Yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia memberikan pelajaran berharga bagi dunia HR, terutama dalam hal pentingnya evaluasi kinerja yang objektif, komunikasi yang efektif, serta penyelarasan strategi dengan kebutuhan perusahaan.
HR memiliki peran penting dalam mendukung manajemen untuk membuat keputusan berdasarkan data yang akurat dan menciptakan suasana kerja yang kondusif. Dengan pendekatan yang tepat, HR dapat menangani situasi sensitif seperti PHK secara profesional dan tetap menjaga aspek kemanusiaan.
Namun, apakah perusahaan Anda telah memiliki sistem yang andal untuk mengevaluasi kinerja secara komprehensif, mengelola komunikasi, serta menjaga dinamika tim yang harmonis?
Untuk mendukung fungsi manajemen SDM, aplikasi HR online seperti Gadjian menawarkan solusi lengkap. Dengan fitur monitoring KPI, perusahaan dapat memantau kinerja karyawan secara real-time dan membuat template KPI yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.
Selain itu, Gadjian menyediakan dashboard HR Analytics yang memungkinkan HR mengakses data kinerja, kompensasi, dan produktivitas karyawan secara langsung.
Tidak hanya berhenti di situ, Gadjian juga menyelenggarakan berbagai pelatihan melalui Gadjian Academy, yang mencakup topik-topik penting seperti coaching, pengembangan karyawan, dan manajemen kinerja untuk mendukung pengembangan profesional HR dan perusahaan.
Dalam hal penggajian, Gadjian hadir sebagai solusi payroll online yang mempermudah perusahaan dalam menghitung gaji karyawan, melakukan perhitungan pajak, menerbitkan bukti potong pajak, hingga menyediakan slip gaji secara online. Dengan layanan terintegrasi ini, Gadjian membantu perusahaan dalam mengelola SDM secara lebih efisien dan modern.
Ingin mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana meningkatkan kinerja tim melalui pendekatan strategis HR? Hubungi kami untuk solusi manajemen SDM yang terintegrasi!