Setiap perusahaan pasti menginginkan tim yang produktif, solid, dan mampu mencapai target dengan baik. Namun, kenyataannya tidak semua karyawan bisa bekerja sesuai harapan.
Dalam perusahaan, karyawan bermasalah sering kali menjadi tantangan tersendiri yang perlu segera diatasi karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi produktivitas perusahaan. Namun untuk menangani ini, perusahaan tidak perlu terburu-buru mengambil langkah dengan pemecatan.
Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah coaching. Melalui coaching karyawan bermasalah, karyawan diajak untuk menggali potensi diri mereka, menemukan solusi atas hambatan yang dihadapi, dan memperbaiki kinerja.
Lantas, bagaimana coaching bisa membantu karyawan bermasalah? Mari kita bahas beberapa contoh coaching karyawan lebih lanjut dalam artikel ini
Mengenal Ciri Karyawan Bermasalah
Karyawan yang bermasalah umumnya tidak selalu terlihat jelas pada awalnya. Namun, ada beberapa ciri karyawan bermasalah yang dapat membantu mengidentifikasi mereka dengan tepat. Berikut adalah di antaranya.
Baca Juga: 3 Cara Kerja Sistem HRD dan Payroll untuk Efisiensi Bisnis Anda
1. Tidak pernah mencapai KPI
Key Performance Indicators (KPI) adalah alat ukur penting untuk menilai keberhasilan karyawan dalam pekerjaannya. Jika seorang karyawan sering kali gagal mencapai KPI yang telah ditetapkan, hal ini bisa menjadi tanda bahwa karyawan tersebut menghadapi kesulitan atau tidak memiliki motivasi yang cukup.
2. Tidak dapat bertanggung jawab
Ciri karyawan bermasalah lainnya adalah tidak bisa bertanggung jawab atas tugas atau kesalahan mereka. Karyawan yang tidak mau mengakui kesalahan atau menindaklanjuti tugas yang diberikan menandakan kurangnya integritas karyawan dalam bekerja.
3. Tidak dapat bekerja dalam tim
Kemampuan bekerja sama dalam tim adalah keterampilan penting dalam hampir semua lingkungan kerja. Apabila ada karyawan yang kesulitan berkolaborasi atau menimbulkan konflik dalam tim, tentu bisa menyebabkan perpecahan dan mengganggu kinerja tim secara keseluruhan.
4. Malas mengikuti program pengembangan diri
Ketika HR mendeteksi perilaku buruk pada karyawan, biasanya mereka akan menawarkan program pengembangan karier atau diri untuk membantu karyawan tersebut. Namun, sering kali ada karyawan yang enggan mengikuti pelatihan atau program yang diberikan. Hal ini menunjukkan kurangnya keinginan untuk belajar dan berkembang.
5. Tidak mau berubah
Dalam dunia kerja yang dinamis, kemampuan untuk beradaptasi adalah hal penting untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, karyawan yang tidak mau berubah atau menolak inovasi dapat menjadi masalah karena menghambat kemajuan perusahaan.
Dampak Memiliki Karyawan Bermasalah
Karyawan yang bermasalah tidak hanya berdampak pada kinerja mereka sendiri, tetapi juga dapat mempengaruhi seluruh tim dan perusahaan. Berikut beberapa dampak yang mungkin timbul jika perusahaan tidak segera menangani karyawan yang bermasalah.
1. Lingkungan Kerja Jadi Tidak Nyaman
Kehadiran karyawan yang bermasalah dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak nyaman. Hal ini dapat mengganggu dinamika tim hingga menyebabkan frustasi di antara rekan kerja lainnya.
2. Mengganggu Karyawan Lain
Karyawan bermasalah tidak hanya mempengaruhi diri mereka sendiri, tetapi juga dapat berdampak negatif pada rekan kerja lain. Karyawan lain mungkin harus menutupi kekurangan mereka, mengerjakan tugas mereka yang tidak diselesaikan dengan baik, atau terganggu oleh sikap yang tidak profesional.
3. Merugikan Finansial Perusahaan
Karyawan yang tidak produktif atau bermasalah dapat menimbulkan kerugian finansial bagi perusahaan. Misalnya, jika karyawan dalam posisi strategis gagal mencapai target penjualan, hal itu dapat mempengaruhi finansial perusahaan secara keseluruhan.
4. Menurunkan Produktivitas Perusahaan
Jika masalah ini dibiarkan, produktivitas perusahaan secara keseluruhan bisa menurun. Dalam kasus yang lebih parah, masalah ini bahkan dapat berujung pada kebangkrutan jika tidak segera diatasi dengan tepat.
Cara Menangani Karyawan yang Bermasalah
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menangani karyawan bermasalah. Setiap metode memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda, tergantung pada jenis masalah yang dihadapi oleh karyawan tersebut. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan.
Counseling
Counseling umumnya dilakukan oleh seorang konselor profesional yang membantu karyawan memahami masalah pribadi atau emosional yang mempengaruhi kinerjanya. Fokus utama counseling adalah healing, yaitu membantu karyawan menyembuhkan masalah dari masa lalu yang mungkin mempengaruhi perilaku mereka di tempat kerja.
Consulting
Consulting adalah kegiatan yang dilakukan oleh konsultan yang berpengalaman. Konsultan umumnya menggunakan pengalaman masa lalu untuk memberikan saran tentang cara mengatasi masalah yang dihadapi karyawan. Namun, konsultasi yang diberikan bersifat nasihat. Artinya, karyawan dapat memilih untuk menerapkannya atau tidak.
Mentoring
Mentoring adalah proses di mana seorang senior dalam perusahaan membimbing junior untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan dan pengetahuan. Fokus mentoring adalah masa depan karyawan dengan tujuan membantu mereka mencapai potensi maksimalnya.
Coaching
Coaching adalah proses yang dilakukan oleh seorang coach untuk membantu karyawan mengembangkan potensi dirinya. Berfokus pada masa depan, tujuan coaching karyawan adalah untuk membantu karyawan menemukan solusi dari dalam diri mereka sendiri.
Dalam proses coaching, coach tidak memberikan nasihat atau solusi langsung, tetapi membantu karyawan untuk menggali potensi yang ada untuk mencapai tujuannya.
Baca Juga: 7 Aplikasi HR Analytics Terbaik untuk Para Manajer HRD
Perbedaan Coaching dengan Counseling
Coaching karyawan adalah proses pengembangan yang berfokus pada peningkatan kinerja dan potensi karyawan untuk mencapai tujuan tertentu di masa depan. Coaching sering kali menjadi bagian dari program pengembangan karier yang dirancang perusahaan untuk membantu karyawan tumbuh secara profesional.
Simak 5 metode pengembangan karier karyawan!
Dalam coaching karyawan bermasalah, seorang coach bekerja sama dengan karyawan (coachee) untuk membantu mereka menemukan solusi atas tantangan yang dihadapi. Coaching berfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang memicu pemikiran kreatif dan mendorong karyawan untuk mengambil kontrol atas pengembangan diri mereka.
Coaching dan counseling sering kali dianggap sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah perbedaan coaching dan counseling.
- Tujuan: Tujuan coaching karyawan adalah mengembangkan potensi dan mencapai tujuan karier di masa depan. Sedangkan counseling dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah psikologis atau emosional yang menghambat kinerja.
- Fokus Utama: Coaching berfokus pada eksplorasi diri dan pengembangan solusi dari dalam diri karyawan untuk meningkatkan kinerja di masa depan. Sementara counseling berfokus pada penyelesaian masalah di masa lalu melalui metode psikologis dan bimbingan.
- Metode: Coaching adalah kegiatan yang mendorong coachee untuk menemukan solusi mereka sendiri. Sementara dalam counseling, konselor memberikan panduan dan nasihat untuk menyelesaikan masalah karyawan.
Contoh Coaching pada Karyawan
Berikut adalah beberapa contoh coaching karyawan yang bermasalah dalam berbagai situasi:
1. Karyawan Tidak Mencapai KPI
Situasi: Seorang karyawan di divisi penjualan selalu gagal mencapai target penjualan bulanan yang telah ditetapkan perusahaan. Hal ini menyebabkan turunnya pendapatan tim secara keseluruhan.
Contoh coaching karyawan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
- Langkah pertama: Coach mengajak karyawan berdiskusi mengenai tantangan apa yang mereka hadapi dan mengidentifikasi apakah ada keterampilan yang kurang atau hambatan lain, seperti rendahnya motivasi kerja.
- Fokus coaching: Meningkatkan kemampuan penjualan dengan berdiskusi serta memberikan tips dan strategi yang bisa dilakukan.
- Hasil yang diharapkan: Karyawan mampu memahami kelemahan dan hambatan mereka serta fokus pada langkah-langkah perbaikan lanjutan, seperti membuat jadwal pencapaian target yang lebih ketat atau memperbaiki keterampilan negosiasi.
2. Karyawan Tidak Bertanggung Jawab
Situasi: Seorang karyawan sering kali terlambat menyelesaikan tugasnya dan sering memberikan alasan yang tidak jelas. Akibatnya, pekerjaan tim menjadi tertunda dan target proyek sering tidak tercapai.
Dari situasi tersebut, coaching karyawan bermasalah dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut:
- Langkah pertama: Coach menggali alasan di balik perilaku tersebut, apakah karyawan merasa kewalahan atau kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas.
- Fokus coaching: Membantu karyawan meningkatkan kemampuan manajemen waktu dan tanggung jawab dengan membuat rencana kerja yang lebih terstruktur.
- Output yang diharapkan: Karyawan lebih proaktif dalam menyelesaikan tugas tepat waktu dan mampu memprioritaskan pekerjaan mereka.
3. Karyawan Tidak Bisa Bekerja dalam Tim
Situasi: Karyawan ini cenderung bekerja secara individual dan kesulitan untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan kerjanya. Hal ini menyebabkan tim kehilangan sinergi dan kualitas proyek tim menurun.
Berikut adalah contoh coaching karyawan yang bisa dilakukan:
- Langkah pertama: Coach mengidentifikasi alasan di balik ketidakmampuan bekerja dalam tim, apakah karena perbedaan kepribadian atau kurangnya keterampilan komunikasi.
- Fokus coaching: Memberikan saran program pengembangan karier untuk mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal.
- Hasil yang diharapkan: Karyawan mulai terlibat lebih aktif dalam diskusi tim dan dapat berkolaborasi dengan lebih baik sehingga nantinya dapat meningkatkan produktivitas tim.
4. Karyawan Tidak Mau Mengikuti Program Pengembangan Diri
Situasi: HR telah menawarkan program pengembangan karier kepada karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang bermasalahan. Namun, mereka menunjukkan ketidakminatan untuk mengikutinya dan tetap berada dalam zona nyaman.
Dari situasi tersebut, coaching karyawan bermasalah dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut:
- Langkah pertama: Coach mengajak karyawan berbicara untuk memahami alasan di balik resistensi mereka terhadap pengembangan diri, apakah karena takut akan perubahan atau kurangnya motivasi.
- Fokus coaching: Memberikan perspektif tentang pentingnya pengembangan diri guna meningkatkan karier jangka panjang sekaligus menunjukkan manfaatnya bagi pribadi dan profesional.
- Output yang diharapkan: Karyawan menjadi lebih terbuka untuk mengikuti pelatihan dan mengembangkan keterampilan baru yang dapat membantu mereka meningkatkan produktivitas perusahaan.
5. Karyawan Tidak Mau Berubah
Situasi: Karyawan tersebut selalu menolak perubahan, seperti penggunaan teknologi baru untuk bekerja lebih efisien. Kondisi ini pun memperlambat produktivitas tim karena karyawan memperlambat pekerjaan mereka.
Contoh coaching karyawan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
- Langkah pertama: Coach berdiskusi dengan karyawan mengenai pentingnya perubahan dalam dunia kerja yang dinamis dan dampaknya terhadap perkembangan karier mereka.
- Fokus coaching: Membangun kesadaran tentang pentingnya adaptasi dan keterbukaan terhadap inovasi dan membantu mereka mengatasi ketakutan atau kebingungan terkait perubahan tersebut.
- Hasil yang diharapkan: Karyawan mulai menerima dan mengaplikasikan inovasi yang ada dalam pekerjaan mereka. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada peningkatan efisiensi tim.
Baca Juga: Memilih Aplikasi KPI Terbaik untuk Penilaian Kinerja Karyawan
Optimalkan Penanganan Karyawan Bermasalah dengan Gadjian
Mengidentifikasi serta menangani karyawan bermasalah memerlukan strategi yang tepat, salah satunya melalui pendekatan coaching. Untuk mendukung proses coaching karyawan perusahaan dapat memanfaatkan teknologi yang ada, seperti aplikasi monitoring karyawan Gadjian.
Gadjian adalah aplikasi manajemen karyawan yang memungkinkan perusahaan untuk memantau kinerja karyawan secara real-time. Dengan fitur monitoring KPI, Gadjian memungkinkan perusahaan untuk membuat template KPI yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Aplikasi monitoring karyawan ini juga menyediakan dashboard HR Analytics yang membantu HR menganalisis data dan kinerja perusahaan secara real-time, mulai dari kompensasi hingga informasi terkait produktivitas karyawan.
Tidak hanya itu, Gadjian juga menyediakan berbagai pelatihan dan event yang dirancang untuk membantu HR dan perusahaan memahami cara terbaik untuk mengelola karyawan. Melalui Gadjian Academy, HR akan mempelajari banyak hal yang mencakup topik-topik penting, seperti coaching, manajemen kinerja, dan pengembangan karyawan.
Untuk mendapatkan info event dan training ini, pastikan Anda telah mengikuti media sosial Gadjian Academy (@gadjianacademy).
Tertarik untuk mempelajari lebih banyak tentang coaching karyawan bermasalah? Tonton video lengkapnya di Youtube Gadjian sekarang!