Cara Menjadi HRD yang Handal Meski Bukan Lulusan Psikologi

Cara Menjadi HRD yang Handal Meski Bukan Lulusan Psikologi

Tim Gadjian telah menerima banyak pertanyaan dari rekan-rekan yang tertarik untuk berkarir menjadi HRD di bidang pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Bidang ini hampir selalu ada pada setiap perusahaan, meskipun istilahnya bisa jadi berbeda-beda.

Ada yang menyebutnya departemen SDM (Sumber Daya Manusia), HR (Human Resources), HRD (Human Resources Development), HC (Human Capital), HRM (Human Resources Management) dan lain sebagainya.

Soft skill dan hard skill tertentu harus dimiliki oleh siapa pun yang ingin terjun di dunia manajemen sumber daya manusia. Menjadi orang yang ramah saja tidak cukup untuk membuat seseorang sukses menjadi HRD yang handal.

Berikut panduan dari kami seputar cara menjadi HRD yang handal sebagai gambaran bagi yang tertarik masuk ke dunia HRD yang penuh tantangan meskipun bukan dari lulusan psikologi.

Soft Skill Seorang HRD

Cara Menjadi HRD yang Profesional

1. Integritas

Pekerjaan HRD terbilang unik. Saat semua karyawan nyata-nyata bekerja untuk perusahaan, HRD tampaknya bekerja untuk karyawan. HRD akan selalu mengurus segala hal terkait karyawan, mulai dari rekrutmen, hingga nantinya karyawan pensiun, resign, PHK, atau meninggal dunia.

Karena itulah, data-data karyawan dimiliki lengkap oleh departemen HRD termasuk ke dalam informasi-informasi yang sensitif. Sebagian besar data yang terdapat di departemen HRD sifatnya rahasia (confidential), bahkan beberapa di antaranya dikategorikan “sangat rahasia” (strictly confidential).

Karenanya, menjadi seorang HRD harus memiliki integritas yang tinggi. Seorang HRD dengan integritas yang baik tidak akan menyalahgunakan data karyawan perusahaan untuk keuntungan dirinya. Di sisi lain, HRD yang berintegritas juga tidak akan sembarangan membagikan infomasi-informasi sensitif kepada karyawan yang tidak berkepentingan dalam konteks profesional.

Dapat dibayangkan bagaimana buruknya suasana kerja di sebuah perusahaan jika ada seorang HRD yang tidak berintegritas. Motivasi, produktivitas, dan loyalitas karyawan akan terganggu jika HRD tidak dapat dipercaya; suka menyebarkan desas-desus tentang karyawan; mempersulit karyawan dalam memperoleh haknya; memeras atau mengancam karyawan dengan informasi sensitif yang dimilikinya; dan seterusnya.

Baca Juga: Peran HRD Indonesia dalam Menerapkan Corporate Culture

2. Keterampilan interpersonal dan komunikasi

Selain memiliki integritas yang tinggi, menjadi HRD juga memerlukan keterampilan interpersonal yang baik. Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berinteraksi positif dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Didukung dengan kecakapan komunikasi, maka makin efektiflah fungsi HRD dapat dijalankan oleh orang tersebut.

HR harus mampu mensosialisasikan kebijakan perusahaan agar dapat diterima dengan baik oleh pekerja/buruh; sebaliknya mampu menjembatani keinginan pekerja/buruh atas perusahaan. Hal ini dikarenakan, kepentingan perusahaan dan karyawan kadang kala tampak berseberangan. Untuk itu dibutuhkan HRD yang mahir berkomunikasi dengan kedua belah pihak.

3. Kreativitas

Seorang HR dalam pekerjaannya sering kali menghadapi keterbatasan-keterbatasan dalam menyelesaikan masalah. Batasan itu bisa berupa aturan, kepentingan perusahaan, atau keinginan karyawan. HRD perlu memiliki kreativitas dalam menemukan solusi yang tepat dan paling bijaksana untuk menyelesaikan persoalan, baik itu persoalan karyawan, antar-karyawan, atau antara karyawan dengan perusahaan.

4. Kepribadian yang kuat

Sesekali HRD harus tegas dalam mengambil keputusan yang mungkin saja tidak menguntungkan bagi semua pihak. Namun HRD yang baik adalah seseorang yang sabar, independen, mampu menunjukkan netralitas, dan tidak ‘ciut’ saat pendapatnya tidak didengar oleh karyawan lain.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku HRD Terbaik

Hard Skill Seorang HRD

1. Pengetahuan tentang aturan perundang-undangan

Pengetahuan aturan dan kebijakan undang-undang ini sangat penting karena akan menjadi dasar hukum untuk setiap kebijakan yang diambil perusahaan terkait karyawan. Diantaranya yaitu, aturan ketenagakerjaan, perhitungan perpajakan karyawan, perjanjian kerja bersama, struktur dan skala upah, BPJS, dan lain-lain.

Selain harus update dengan peraturan pemerintah, HRD perlu menjadi partner strategis perusahaan, agar kebijakan yang diambil perusahaan benar-benar berdampak pada produktivitas, namun tetap sejalan dengan undang-undang dan aturan hukum lainnya.

2. Keterampilan teknis yang spesifik

Human Resources Department mencakup bidang yang sangat luas. Untuk itu, sebaiknya seseorang yang hendak terjun ke dunia HRD perlu memiliki keterampilan teknis yang mendukungnya dalam bidang HRD yang lebih spesifik.

Misalnya saja, untuk HRD bidang rekrutmen dan seleksi, perlu membekali diri dengan keterampilan menyeleksi pelamar kerja, minimal terampil melakukan wawancara. Atau, jika lebih berminat dalam bidang training and development, seorang calon HRD perlu menguasai bagaimana menyusun Training Need Analysis (TNA) yang bagus, dan hal-hal lainnya.

Pelajari juga Tahapan dan Contoh SOP Rekrutmen Karyawan!

3. Menguasai teknologi yang dibutuhkan

Teknologi semakin penting peranannya dalam mendukung pekerjaan HRD, sehingga HRD dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi. Penggunaan Human Resources Information System atau HRIS kini telah meluas, bukan hanya pada perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga perusahaan menengah dan rintisan. Bahkan, implementasi HRIS kini menjadi salah satu Key Performance Indicator (KPI) departemen HRD.

Software HRD seperti Gadjian, dapat menyelesaikan sebagian besar persoalan administrasi dan perhitungan teknis mulai dari penggajian hingga tunjangan karyawan yang selama ini menyita waktu dan tenaga para HRD.

Bayangkan saja, dengan menggunakan payroll software Gadjian, HRD dapat menyelesaikan perhitungan payroll, merekam data lembur dan presensi, menghitung PPh 21/26, sekaligus memudahkan karyawan mengakses layanan slip gaji kapan saja dan mengajukan cuti secara online. Bahkan, HRD dapat merancang perayaan ulang tahun karyawan dengan reminder dari Gadjian.

4. Wawasan yang baik tentang bisnis perusahaan

Jika ingin serius berkarir di bidang ini, dibutuhkan juga wawasan tentang bisnis perusahaan; bagaimana proses bisnis perusahaan berjalan; mengetahui tantangan dalam bisnis tersebut; dan sejauh apa perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan pada bisnis tersebut.

Wawasan ini penting untuk menganalisis situasi dan kebijakan perusahaan di masa depan terkait pengelolaan SDM. Karena pada akhirnya, tujuan utama peran HR adalah mengoptimalkan kinerja aset manusia yang ada di perusahaan demi mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

Baca Juga: Contoh Program Kerja HRD yang Efektif Tingkatkan Kinerja Karyawan

cta manajemen personalia

Nah, setelah tahu bagaimana cara menjadi HRD yang handal, Anda akan lebih mudah mempersiapkan diri dalam melamar menjadi HR di perusahaan impian. Agar semakin yakin dengan pilihan tersebut, ada baiknya Anda simak dulu pendapat para praktisi tentang suka duka menjadi HRD.

Optimalkan juga tugas dan peranan menjadi seorang HRD dengan menggunakan aplikasi HRIS Gadjian yang akan membantu segala urusan administratif HRD menjadi lebih praktis dan efisien.

Payroll Software Indonesia Untuk Mengelola Keuangan & Karyawan Perusahaan, termasuk perhitungan PPh 21, perhitungan BPJS, dan perhitungan lembur | Gadjian

Baca Juga Artikel Lainnya