Cara Menarik dan Mempertahankan Karyawan Gen Z

Image by Freepik - Menarik Karyawan Gen z

Gen Z merupakan istilah demografis untuk menyebut kelompok penduduk yang lahir dalam rentang tahun 1995 hingga 2012, atau saat ini berusia 11 tahun sampai 28 tahun. Ini berarti sebagian dari mereka telah memasuki dunia kerja.

Di perusahaan, karyawan Gen Z memang masih menempati posisi entry-level. Namun, dalam beberapa tahun ke depan, mereka akan menjadi bagian terbesar dari setiap organisasi bisnis menggantikan pendahulunya, yakni Gen Y atau Milenial.

Karena generasi digital native ini akan menjadi penggerak utama kegiatan usaha di semua sektor industri, HR dan pemimpin perusahaan yang sebagian besar adalah Gen X dan Milenial, perlu tahu cara menghadapi karyawan Gen Z. 

Gen Z dan Milenial

Image by Freepik - Gen z

Gen Z bukanlah generasi baru yang benar-benar berbeda dari Milenial. Keduanya memiliki kesamaan sebagai generasi tech-savvy yang lebih menyukai penggunaan teknologi dalam menyelesaikan pekerjaan. Selain itu, baik Milenial maupun Gen Z dikenal sebagai job hopper yang mudah berpindah-pindah kerja dalam waktu yang relatif singkat.

Namun, karakter Gen Z juga tidak sama persis dengan Milenial. Perbedaan Gen Z dan Milenial yang mencolok adalah pandangan mereka terhadap pekerjaan dan karier, di mana Milenial cenderung idealis dan optimistis sedangkan Gen Z lebih pragmatis dan menghindari risiko.

Di luar kompensasi dan imbalan, Milenial memandang work-life balance sebagai nilai penting, sementara Gen Z lebih memprioritaskan perkembangan karir dan stabilitas yang ditawarkan oleh pekerjaan. Milenial cenderung menyukai pekerjaan kolaboratif dan teamwork, sementara Gen Z fokus pada pencapaian individu dan menyukai bekerja sendiri.

Salah satu peristiwa yang paling memengaruhi cara pandang Gen Z adalah pandemi Covid-19 yang menyebabkan resesi global. Mereka ikut merasakan kehidupan yang sulit dan menyaksikan banyak orang kehilangan pekerjaan mendadak. Dunia yang semakin tidak pasti inilah yang membuat mereka lebih mencari “keamanan finansial”.

Dibandingkan generasi-generasi sebelumnya, Gen Z merupakan kelompok paling terdidik, kritis, dan memiliki pemahaman yang baik terhadap isu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Satu hal lagi, mereka juga sangat peduli dengan masalah mental health.

Karakter Gen Z dalam Dunia Kerja

Image by Freepik - Karakter Gen z

Deloitte, perusahaan audit dan konsultan yang paling rutin melakukan survei tahunan terhadap Milenial dan Gen Z, memetakan karakter Gen Z yang berhubungan dengan pekerjaan dan karier, seperti berikut:

  1. Aspirasi karier: Gen Z lebih suka bekerja pada industri yang berkaitan dengan kehidupan pribadi mereka, di mana mereka juga menjadi konsumen, ketimbang bekerja di industri yang produknya tidak pernah atau jarang mereka gunakan. Industri yang paling diminati adalah teknologi, pendidikan, dan kesehatan.
  2. Pengembangan karier: Gen Z menginginkan peluang yang beragam dan jaminan pekerjaan yang stabil. Jika perusahaan menawarkan hal tersebut, karyawan Gen Z akan loyal bekerja untuk satu perusahaan.
  3. Gaya kerja: Gen Z lebih memilih tugas individual daripada pekerjaan yang melibatkan tim, namun mereka juga tetap menghargai koneksi fisik. Dengan kata lain, mereka menyukai independensi namun bukan isolasi.
  4. Opini tentang perusahaan: Gen Z tidak lagi membentuk opini terhadap perusahaan hanya berdasarkan kualitas produknya, tetapi juga lebih penting adalah etika, praktik, dan dampak sosial dari bisnis yang dijalankan perusahaan.
  5. Prioritas: Gen Z akan memprioritaskan “keamanan finansial” dibandingkan “pemenuhan pribadi”.
  6. Perilaku dan karakter: Keterikatan Gen Z dengan media sosial memengaruhi cara mereka berinteraksi dan bagaimana mereka ingin dipandang, termasuk dalam pekerjaan mereka.
  7. Keragaman: Gen Z menghargai keragaman dan inklusivitas di dunia kerja melebihi generasi-generasi sebelumnya.

Baca Juga: 12 Strategi Rekrutmen yang Efektif Dapatkan Karyawan Potensia

Cara Memenangkan Hati Gen Z dalam Rekrutmen

Image by Freepik - Rekrutmen Gen Z

Memahami karakter tipikal saja tidak cukup. Sebelum merekrut Gen Z, kamu juga perlu mengetahui apa yang mereka inginkan dalam pekerjaan apabila kamu ingin memenangkan persaingan berebut talenta terbaik.

Mengutip data IDN Research Institute dalam Indonesia Gen Z Report 2024, hal yang paling dicari Gen Z dari tempat kerja mereka adalah gaji dan tunjangan, kesempatan mengembangkan karir, lingkungan dan kultur kerja yang mendukung, serta kecocokan jenis pekerjaan dengan skill dan minat mereka.

Image by IDN Research Institute - Employee Gen Z

Source: IDN Research Institute

Faktor yang paling menentukan karyawan Gen Z bertahan di perusahaan juga tak berbeda jauh, yakni gaji, lingkungan kerja, kesempatan karier, kecocokan skill, dan work-life balance.

Untuk menarik dan mempertahankan karyawan Gen Z di perusahaan, kamu bisa menerapkan tips berikut ini:

1. Tawarkan kompensasi yang menarik 

Menawarkan imbalan yang kompetitif membantu kamu mendapatkan Gen Z, karena kompensasi merupakan hal pertama yang akan mereka pertimbangkan dalam menerima pekerjaan. Tidak perlu fokus hanya pada nominal gaji, kamu bisa membuat paket kompensasi dan benefit yang menarik, dengan menambahkan tunjangan dan benefit karyawan.

“Keamanan finansial” yang dibutuhkan karyawan Gen Z tidak selalu dalam bentuk gaji, tetapi juga manfaat finansial secara tidak langsung seperti penggantian biaya pengobatan, asuransi, dana pensiun, atau pinjaman karyawan. 

Kamu bisa menggunakan Payuung, platform benefit karyawan yang menyediakan asuransi kesehatan, dana pensiun, dan pinjaman karyawan yang mudah dan cepat. Aplikasi ini juga menyediakan benefit menarik lainnya seperti investasi reksadana untuk karyawan.

2. Berikan dukungan dan feedback teratur

Gen Z ingin mengetahui bagaimana kontribusi mereka memberikan dampak bagi kegiatan bisnis dan perkembangan perusahaan. Karena itu, memberikan umpan balik secara teratur dan transparan dapat membantu mereka bekerja lebih baik.

Selain itu, dukungan selama proses onboarding serta komunikasi terbuka akan membantu Gen Z lebih cepat beradaptasi dan menyelaraskan tujuan personal mereka dengan tujuan organisasi. Karyawan yang selaras dengan perusahaan cenderung lebih lama bertahan.

3. Cegah burnout karyawan

Gen Z sangat peduli dengan mental health dan rela meninggalkan pekerjaan karena lingkungan kerja yang tidak sehat secara psikis. Karena itulah kamu perlu mencegah risiko burnout pada karyawan dengan strategi yang tepat.

Untuk jenis pekerjaan dengan tingkat stres tinggi, kamu bisa menerapkan beragam cara untuk menyegarkan pikiran karyawan, misalnya memberikan jam tidur siang di kantor, menjadwalkan outing berkala, menerapkan jam kerja fleksibel, atau sekadar menyediakan mesin kopi gratis di sudut ruangan kantor.

Jika mungkin, berikan cuti lebih banyak agar karyawan punya waktu untuk liburan. Kamu juga bisa sesekali memberi karyawan Gen Z akses konseling psikolog. Voucher konseling tersedia di aplikasi Payuung mobile yang bisa diakses oleh karyawan dari smartphone

Cara lain mencegah kelelahan karyawan adalah mengurangi kerja lembur. Sebagai gantinya, terapkan jadwal kerja shift yang adil. Kamu bisa membuat pola kerja shift dengan aplikasi HRIS Gadjian.

4. Ciptakan lingkungan kerja inklusif

Gen Z menghargai nilai-nilai sosial dan keberagaman. Itu sebabnya, kamu perlu menciptakan lingkungan kerja yang heterogen dan budaya kerja inklusif tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, dan golongan.

Perusahaan yang menerapkan budaya non-diskriminasi dan memberi kesempatan yang sama bagi karyawan, dari mulai proses rekrutmen sampai promosi jabatan, lebih menarik di mata Gen Z dibandingkan perusahaan dengan karyawan homogen.

5. Pelatihan yang dipersonalisasi dan pengembangan karier

Sebagai generasi yang terdidik, Gen Z selalu ingin belajar dan mengembangkan diri. Untuk mendukung mereka, berikan pelatihan yang dipersonalisasi sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan masing-masing individu dalam pekerjaan.

Selain itu, rancang program pengembangan karier yang transparan, melalui sistem promosi jabatan terbuka dan memberikan kesempatan bagi siapa saja berdasarkan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan peran/jabatan tersebut.

Baca Juga: Metode Rekrutmen Internal dan Eksternal: Kelebihan & Kekurangan

6. Beri penghargaan untuk memotivasi

Apresiasi atas pencapaian dan prestasi mungkin terkesan sepele, namun sangat berarti bagi Gen Z. Setiap penghargaan dan pengakuan atas kontribusi mereka dalam organisasi tidak hanya membuat mereka betah dengan pekerjaannya, tetapi juga akan memotivasi mereka untuk terus produktif dan membantu organisasi mencapai tujuan.

Tidak harus besar dan mahal, reward karyawan bisa diberikan dalam bentuk voucher untuk menunjang gaya hidup mereka, seperti voucher hiburan, belanja, makanan dan minuman, serta hobi. Kamu bisa mendapatkan aneka voucher hadiah karyawan di aplikasi finansial wellness Payuung.

daftar persentasi payuung

7. Terapkan kepemimpinan partisipatif

Gen Z tumbuh sebagai generasi yang kritis, kreatif, dan independen. Mereka tidak cocok dengan model kepemimpinan tradisional dan pendekatan top-down yang mematikan kreativitas dan inisiatif individu.

Sebagai gantinya, terapkan model kepemimpinan partisipatif, di mana karyawan diberikan tanggung jawab menjalankan tugas-tugasnya serta diberikan kesempatan menyampaikan gagasannya. Dengan memberi mereka kepercayaan mengambil keputusan, meski terbatas, kamu telah membantu mereka untuk tumbuh dan mengembangkan diri.

8. Cobalah sistem hybrid-working

Meski bukan prioritas bagi Gen Z, work-life balance menjadi salah satu faktor yang dapat membuat mereka bertahan di perusahaan. Salah satu cara sederhana menerapkan keseimbangan waktu untuk pekerjaan dan kehidupan personal adalah dengan hybrid working, yaitu kombinasi antara bekerja di kantor dan di rumah.

Kerja remote satu atau dua hari dalam seminggu akan berdampak positif bagi kesehatan fisik dan mental karyawan dibandingkan bekerja di kantor terus-menerus. Tak perlu khawatir, kamu tetap bisa memantau kehadiran dan produktivitas harian mereka yang bekerja dari rumah lewat aplikasi absensi online Hadirr.

9. Libatkan mereka dalam proyek sosial perusahaan

Gen Z punya perhatian pada isu sosial dan lingkungan. Jadi, kamu bisa meningkatkan engagement mereka dengan melibatkannya pada proyek sosial apabila perusahaan kamu memiliki komitmen sosial atau program CSR seperti pendampingan usaha mikro, penanaman pohon, dan konservasi air.

10. Gunakan teknologi digital

Sebagai generasi yang lahir di era digital, Gen Z lebih menyukai penggunaan teknologi di tempat kerja, dari mulai menyelesaikan tugas harian sampai mengajukan cuti. Bagi mereka, teknologi mempermudah proses dan menyingkat waktu kerja.

Kamu bisa membekali karyawan Gen Z dengan aplikasi Employee Self Service (ESS) GadjianKu yang praktis dan keren. Dengan aplikasi di smartphone Android atau iOS, karyawan kamu dapat melakukan banyak hal secara mandiri, dari mulai mengecek slip gaji online, mengajukan cuti dan izin sakit, sampai memperbarui data pribadi.

Gadjianku

GadjianKu juga dirancang seperti media sosial, di mana setiap karyawan Gen Z dapat berinteraksi, mengirimkan ucapan selamat ulang tahun pada hari kelahiran rekan kerja dan ucapan lekas sembuh sebagai dukungan bagi yang sedang sakit.

Selain aplikasi ESS GadjianKu, Hadirr juga cocok digunakan karyawan Gen Z. Aplikasi absensi berteknologi face recognition dan anti-fake GPS ini memudahkan pelaporan kehadiran dari banyak tempat yang telah disetujui. Mereka hanya perlu berfoto selfie dengan smartphone, dan kehadiran akan tercatat otomatis di aplikasi.

Coba Hadirr Software Aplikasi Absensi Karyawan Online (E-Absen) Terbaik Indonesia

Baca Juga: Tips Perekrutan Karyawan yang Efektif

Merekrut dan mengelola karyawan Gen Z

Untuk merekrut karyawan Gen Z, kamu bisa menggunakan aplikasi rekrutmen karyawan online Gadjian Applicant Tracking System (GATS). Modul berbasis sistem pelacakan pelamar ini membuat proses rekrutmen karyawan menjadi lebih singkat, cepat, dan hasil yang memuaskan.

Proses rekrutmen yang cepat menjadi kebutuhan bagi setiap perusahaan untuk memenangkan perebutan kandidat di era talent war saat ini. Alasannya, Gen Z cenderung memilih tawaran yang datang lebih dulu dibanding menunggu proses rekrutmen di perusahaan lainnya yang belum selesai dan belum pasti.

Selain meringkas proses, modul GATS juga memungkinkan kamu memantau seluruh tahapan rekrutmen dari aplikasi, mengelola database kandidat secara terpusat dan online, serta berkolaborasi dengan tim perekrut dari mana pun dan kapan pun tanpa harus tatap muka.

Gadjian juga punya fitur Data Personalia untuk mengelola database karyawan, dari mulai data pribadi, CV, penggajian, catatan absensi, hingga jatah cuti tahunan. Data personalia ini tersimpan di server cloud dan bersifat real-time, sehingga dapat diakses dan diperbarui kapan saja. Selain lebih hemat dan praktis karena tidak membutuhkan server komputer, keamanan data juga lebih terjamin.

Fitur utama aplikasi payroll online ini adalah penggajian. Dengan kalkulator gaji, Gadjian dapat menghitung otomatis semua komponen gaji karyawan dan menyusun slip gaji online setiap bulan. Proses penggajian menjadi lebih cepat dan akurat, sehingga kamu tidak lagi membutuhkan perhitungan slip gaji dengan Excel.

Ingin tahu fitur-fitur keren lainnya dari Gadjian dan Hadirr? Kamu bisa coba gratis dulu atau langsung daftar berlangganan.

Payroll Software Indonesia Untuk Mengelola Keuangan & Karyawan Perusahaan, termasuk perhitungan PPh 21, perhitungan BPJS, dan perhitungan lembur | Gadjian

Baca Juga Artikel Lainnya