Kebijakan memberikan pinjaman karyawan saat ini telah digulirkan oleh banyak perusahaan. Tidak hanya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa keuangan seperti bank, melainkan juga perusahaan-perusahaan lain di sektor berbeda. Bagi karyawan, pinjaman atau kasbon karyawan menjadi bantuan tunai yang menarik di kala penghasilan tak mencukupi pengeluaran.
Sebenarnya, hal dasar yang perlu dilakukan untuk memastikan kesejahteraan karyawan bukanlah memberikan pinjaman, melainkan memastikan kompensasi dan benefit dari perusahaan cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan karyawan.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa fasilitas pinjaman/kasbon ini sering kali menjadi daya tarik bagi karyawan untuk bekerja dan bertahan di perusahaan dalam jangka waktu lama. Lalu bagaimana jika perusahaan mulai keberatan dengan program pinjaman karyawan ini? Berikut 3 cara mengurangi pinjaman karyawan kepada perusahaan:
Baca Juga: 9 Fasilitas yang Diharapkan Karyawan Selain Gaji, HR Wajib Tahu!
1. Mendorong Perbaikan Rencana Keuangan Karyawan
Mendatangkan seorang financial planner pada sesi-sesi pengembangan diri atau pelatihan dapat membantu perusahaan mendorong perbaikan rencana keuangan karyawan. Melalui program ini, karyawan dilatih untuk membuat tujuan keuangan mereka, sekaligus langkah-langkah apa untuk mencapainya dari kondisi keuangan mereka saat ini.
Tetap diperlukan bimbingan secara berkala untuk memastikan keputusan-keputusan keuangan karyawan tetap berada dalam tujuan keuangan yang telah mereka tetapkan. Perusahaan bisa memfasilitasi kebutuhan karyawan akan perencana keuangan sebagai bentuk benefit bagi mereka.
2. Membuat Dana Darurat Bersama
Perusahaan dapat berinisiatif menyediakan solusi lain selain meminjam perusahaan, yaitu dengan membuat dana darurat bersama. Dana darurat inilah nantinya yang dipinjamkan kepada karyawan yang membutuhkan. Setiap bulannya, perusahaan memotong sebagian gaji karyawan untuk dimasukkan dalam dana darurat ini. Jumlahnya dapat diperkirakan di mana karyawan dengan gaji paling kecil tidak berat menanggung potongan itu.
SOP peminjaman pun dapat melibatkan persetujuan para karyawan atau perwakilannya, sehingga HR berfungsi sebagai fasilitator dan kasir saja.
Baca Juga: Menyusun Sistem Kompensasi Karyawan yang Adil dan Kompetitif
Dengan cara ini, perusahaan dapat mengurangi jumlah pinjaman karena karyawan sering kasbon sehingga tidak akan terlalu berat menanggung beban finansial karyawan. Karyawan pun mendapatkan pembiasaan positif, seperti menabung, saling membantu, tekanan sosial yang mendorong untuk segera melunasi pinjaman, dan di sisi lain tetap ada rasa aman karena tersedia dana darurat saat mereka membutuhkan.
Sebagai bentuk kepedulian, perusahaan pun dapat ikut berkontribusi pada dana darurat itu, yang dicatat sebagai pengeluaran bersifat sumbangan. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu melakukan tindak lanjut seperti pengawasan dan penagihan kepada karyawan.
3. Membuat Aturan Ketat Pengajuan Pinjaman
Pada awal digulirkannya kebijakan pinjaman atau kasbon karyawan, mungkin perusahaan belum merasakan konsekuensi berat yang harus ditanggung. Lama kelamaan, anggaran dana pinjaman telah menyentuh angka maksimal yang dapat dianggarkan perusahaan, sementara pelunasannya tidak selancar yang diharapkan.
Pada kondisi ini, perusahaan perlu meninjau ulang aturan pengajuan pinjaman karyawan tersebut. Ada baiknya perusahaan memperketat aturan pinjaman karyawan.
Misalnya, dengan membatasi kebutuhan yang bisa diberi pinjaman, mengurangi angka maksimal yang bisa dipinjam, jangka waktu mencicil yang diperpendek (sehingga potongan gaji untuk cicilan menjadi lebih besar), dan sebagainya. Diharapkan, dengan demikian karyawan hanya akan mengambil pinjaman jika benar-benar memerlukannya, dan tidak menyepelekan konsekuensinya.
Baca Juga: Bentuk Kompensasi Karyawan yang Bisa Diberikan Perusahaan
Dalam memberikan pinjaman atau kasbon karyawan, perusahaan tentu telah memiliki hitung-hitungannya sendiri. Biasanya perusahaan akan memotong gaji karyawan bersangkutan untuk melunasi pinjamannya, sesuai kesepakatan perusahaan dengan karyawan tersebut. Menghitung kasbon karyawan secara online saat ini bisa dilakukan oleh Departemen HR, alih-alih menghitungnya secara manual.
Dengan cara ini, perusahaan sekaligus bisa memberikan slip gaji online secara rutin agar informasi perhitungan cicilan pinjaman menjadi transparan. Karyawan pun diuntungkan karena dapat mengakses catatan penggajian melalui aplikasi HRD Gadjian. Aplikasi slip gaji ini menjadi jembatan bagi karyawan dan perusahaan untuk mengontrol perhitungan cicilan pinjaman karyawan.
Gadjian terintergrasi dengan Payuung yang merupakan platform financial dan wellness yang juga menyediakan beragam paket benefit karyawan. Benefit ini mulai dari sistem reward, pinjaman, investasi hingga asuransi. Dalam fitur kasbon & pinjaman, Payuung menawarkan solusi finansial berupa early wage access, pinjaman multiguna dan pinjaman maxi cash.
Gadjian dan Payuung tidak hanya membantu finansial karyawan tapi juga berperan dalam meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Coba sekarang juga!