Proses rekrutmen merupakan serangkaian cara yang dilakukan perusahaan untuk mencari kandidat terbaik yang akan berkontribusi bagi kemajuan perusahaan. Umumnya, sebelum ke tahap interview dengan HRD, kandidat akan diminta untuk mengisi psikotes. Di setiap perusahaan, alat tes psikologi yang digunakan bisa berbeda-beda.
Untuk itu, jika Anda ingin tahu lebih lanjut tentang alat tes psikologi untuk rekrutmen, di artikel ini akan kami rangkum 5 alat tes yang populer digunakan di perusahaan.
Apa Itu Alat Tes Psikologi?
Psikotes merupakan tahap penting dalam menyeleksi karyawan baru atau potensi akademik yang dilakukan oleh profesional terlatih. Tujuannya, untuk mengevaluasi kemampuan kognitif seseorang di berbagai bidang terutama yang berkaitan dengan posisi yang kandidat lamar.
Tes psikologi juga memberikan wawasan yang baik tentang seseorang sehingga bisa dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dalam seleksi karyawan.
Contohnya, tes kemampuan numerik untuk mengukur kemampuan kandidat di bidang angka dan logis matematika.
Seperti yang diatur dalam Pasal 5 Ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Oleh karena itu, penggunaan alat tes psikologi dalam proses seleksi diharapkan dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semua kandidat tanpa memandang latar belakang pribadi.
Hasil psikotes akan menunjukkan informasi penting bagi perusahaan atau institusi pendidikan. Misalnya, menilai kemampuan calon karyawan dalam problem solving, analisis, atau berkomunikasi.
Nah, karena ada banyak aspek yang bisa dicermati dari seorang kandidat, jenis alat tes psikologi yang akan digunakan pun beragam dan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika Anda ingin menggali kecocokan kepribadian kandidat dengan perusahaan, Anda dapat mengadakan tes psikologi kepribadian, seperti Myers-Briggs Type Indicator (MBTI).
Selain itu, alat tes psikologi proyektif bisa menggali kepribadian seseorang lebih dalam lagi melalui interpretasi respons terhadap stimulus yang ambigu. Contohnya, tes Rorschach Inkblot Test menampilkan tinta-tinta bergambar abstrak untuk mengungkapkan emosi dan persepsi yang muncul saat peserta melihatnya.
Tes proyektif seperti itu bisa memberikan insight tentang perasaan, motivasi, dan pemikiran seseorang, yang sulit diberikan tes lainnya. Hasil tes dapat membantu HRD memahami latar belakang emosional dan motivasional individu, pengembangan pribadi dan pemilihan karier.
Baca Juga: 8 Cara Merekrut Karyawan yang Berkualitas di Era Digital
Manfaat Alat Tes Psikologi untuk Rekrutmen Karyawan
Seorang HRD yang sudah kompeten dalam menyeleksi kandidat pun belum tentu bisa mendapatkan kandidat yang paling tepat. Oleh sebab itulah, bantuan alat tes rekrutmen karyawan mengambil peran untuk manfaat sebagai berikut.
1. Mengukur kekuatan dan ketahanan mental
Fenomena yang dikenal sebagai ‘demam panggung’ dapat mengganggu kinerja seseorang sehingga kekuatan serta ketahanan mental yang kuat diperlukan. Kendala ini sebenarnya bisa dilatih. Kekuatan dan ketahanan mental yang dimiliki akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menghadapi berbagai tantangan dan perkembangan di kehidupan.
Begitu pun dalam dunia kerja, karyawan akan menghadapi berbagai masalah, baik itu karena kesalahan diri sendiri maupun karena tugas baru dari perusahaan. Tes psikologi berperan penting dalam menilai kemampuan mengatasi tekanan dan situasi sulit di tempat kerja.
2. Menemukan kandidat yang kreatif
Perusahaan tidak hanya mencari pekerja yang mampu menjalankan tugas rutin. Mereka juga mencari karyawan yang kreatif. Salah satu alat tes psikologi gambar biasanya akan digunakan dengan cara meminta kandidat menggambar sesuatu atau melakukan aktivitas yang melibatkan imajinasi.
Hal ini bertujuan untuk menguji kreativitas, yang sangat berperan dalam menghadapi masalah dan tantangan di tempat kerja. Karyawan yang kreatif mampu menyelesaikan masalah sendiri dan hanya melaporkan proses serta hasilnya kepada manajer.
3. Mengetahui kecerdasan emosional kandidat
Nilai ijazah dan kualifikasi formal lainnya menjadi standar yang dilihat pada proses rekrutmen dulu. Namun, ternyata banyak karyawan yang memenuhi kualifikasi tersebut tanpa menunjukkan kinerja yang optimal.
Oleh karena itu, muncullah konsep Kecerdasan Emosional (EQ), yang memiliki pengaruh yang lebih besar daripada Kecerdasan Intelektual (IQ). Seseorang yang tidak dapat mengelola emosi dengan baik cenderung sulit berkolaborasi dalam tim.
Sebab, mudah marah atau tidak bisa mengontrol emosi negatif dapat mempengaruhi kinerja bahkan bisa memicu perbuatan yang melanggar aturan perusahaan.
4. Mengetahui kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving)
Selain kemampuan dalam menyelesaikan tugas, HRD juga perlu melihat kemampuan kandidat dalam menyelesaikan masalah. Misalkan, HRD merekrut anggota tim yang berhasil mendapatkan klien besar yang sebelumnya meragukan kualitas atau jasa perusahaan Anda. Hal ini tentu menguntungkan bagi kedua pihak, dimana karyawan bisa mendapatkan reward atau promosi dan perusahaan memperoleh laba maksimal.
Baca Juga: Review 5 Aplikasi Rekrutmen Berbasis Web untuk HRD
5 Alat Tes Psikologi untuk Rekrutmen
Berikut ini beberapa alat tes psikologi yang sering digunakan dalam rekrutmen.
1. Tes DiSC
Tes DiSC digunakan untuk mengetahui apa sifat utama seorang kandidat berdasar 4 tipe kepribadian, yaitu Dominant (D), Influential (I), Steady (S), dan Compliant (C) yang pertama kali diperkenalkan oleh William Moulton Marston. DiSC sendiri adalah tes yang ramah pengguna dan cenderung lebih singkat dibanding tes lainnya.
Perusahaan biasanya menggunakan psikotes ini untuk memahami perilaku profesional karyawan dan kemampuannya untuk bekerja dalam tim. Meski sering digunakan dalam tes rekrutmen, DiSC dianggap tidak terlalu ideal dalam memprediksi keberhasilan seseorang dalam bekerja. Hasil tes hanya menunjukan kekuatan relatif dari satu kandidat dan tidak dapat dibandingkan dengan kandidat lainnya.
2. Tes EPPS
Edward Personal Preference Schedule (EPPS) adalah salah satu jenis tes rekrutmen berupa 225 soal berisi dua pernyataan yang harus dipilih salah satu. Tes ini mengidentifikasi kepribadian kandidat melalui motivasi, kebutuhan, dan kepentingan mereka, yang bisa digunakan untuk menilai kecocokan kandidat dengan budaya perusahaan.
Contohnya, achievement (kebutuhan akan kesuksesan atau pencapaian sesuatu), dominance (kebutuhan untuk menjadi pemimpin), change (kebutuhan untuk berubah), dan autonomy (kebutuhan untuk bebas dari tanggung jawab atau menjadi independen).
3. Tes Wartegg
Tes Wartegg adalah tes menggambar proyektif yang dikembangkan oleh psikolog Ehrig Wartegg. Bentuk tes ini terdiri atas delapan panel kotak yang masing-masing berisi coretan-coretan kecil sebagai titik awal dan harus dilengkapi oleh kandidat menjadi sebuah gambar utuh. Hasilnya dapat mencerminkan kepribadian orang yang menggambar dari aspek emosi, imajinasi, profil aktivitas, dan intelektualitas.
4. Tes Kraepelin atau Pauli
Tes Pauli ditemukan oleh Richard Pauli pada tahun 1938 sebagai pengembangan atas tes Kraepelin. Jenis tes ini termasuk sangat populer dibandingkan alat tes lainnya.
Terdiri dari 2.000 masalah perhitungan dengan 50 angka secara vertikal membuat tes ini diharuskan memiliki tingkat konsentrasi yang baik untuk mengerjakannya. Tugas kandidat adalah menghitung deret angka, mulai dari 0 sampai 9, dari atas ke bawah.
Psikotes jenis ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap kerja dengan cara menilai unsur motivasi, vitalitas, ketahanan terhadap stres, tujuan pada pencapaian, dan bagaimana kandidat melakukan pekerjaan di bawah tekanan.
5. Tes The Caliper Profile
Tes ini terdiri dari beberapa jenis pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana ciri kepribadian seseorang berhubungan dengan kinerjanya. The Caliper Profile biasanya terdiri dari dua bagian, yaitu kepribadian (serangkaian pernyataan yang harus dipilih oleh kandidat) dan kognitif (gambar pola, analogi, dan matematika).
Ada dua tipe pernyataan yang tersaji di tes kepribadian, yaitu Most & Least dimana kandidat memilih 1 dari 2 pernyataan yang paling sesuai dengan dirinya, dan Skala Persetujuan berupa rating pernyataan “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”.
Sedangkan, di tes kognitif, perusahaan dapat mengetahui kemampuan abstract reasoning kandidat, khususnya problem solving, melalui pertanyaan tentang pola visual abstrak, analogi visual, dan pola angka.
Baca Juga: Keunggulan Software HRIS Gadjian Dibandingkan Kompetitor
Proses Lamaran Kerja Lebih Praktis dengan Aplikasi Rekrutmen Karyawan
Proses rekrutmen yang panjang membutuhkan banyak biaya dan waktu terutama untuk mengelola database kandidat dan monitoring. Namun, Anda tak perlu pusing lagi akan kendala tersebut jika memiliki modul aplikasi rekrutmen karyawan Gadjian, GATS.
GATS membantu Anda mengelola proses rekrutmen dengan mudah dari cloud database yang mencatat informasi lengkap seputar kandidat. Mulai dari memfilter CV dengan Applicant Tracking System (ATS) hingga mencatat setiap tahapan perekrutan.
Anda bisa mengatur waktu rekrutmen dari mana pun dan kapan saja. Bahkan, mengajak tim HR untuk berpartisipasi memberikan feedback pada kandidat melalui portal personalia atau aplikasi GadjianKu.
Permudah cara merekrut kandidat terbaik mulai dari sekarang. Daftarkan perusahaan Anda untuk dapat akses gratis modul GATS Gadjian selama 1 tahun untuk 50 data kandidat pertama.
Sumber
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. JDIH Kemnaker.