Era Industri 4.0 yang ditandai penggunaan teknologi internet sebagai tulang punggung layanan barang dan jasa telah menciptakan model bisnis baru, dari e-commerce hingga fintech. Mereka muncul dan mendisrupsi bisnis konvensional yang sudah mapan. Bagaimana dengan perusahaan lama yang telah mapan menghadapi disrupsi ini? Tidak ada pilihan selain transformasi secara digital yang dimana HR juga menjadi salah satu cakupannya.
Perusahaan rintisan (startup) yang umumnya dimotori anak-anak muda yang punya visi ini berhasil menciptakan pasar baru dan menarik konsumen dari ceruk pasar yang selama ini dikuasai oleh perusahaan besar. Amazon, Uber, dan Netflix merupakan contoh pioneer yang berhasil menjadi raksasa baru dan menumbangkan dominasi perusahaan-perusahaan konvensional selama bertahun-tahun.
Baca Juga: HRIS Cloud: Upaya Startup Mengurangi Operating Cost
Di Indonesia, kehadiran transportasi online telah membuat perusahaan taksi konvensional maupun ojek pangkalan terus kehilangan konsumen, yang akhirnya memaksa pemerintah ikut campur tangan melalui regulasi.
Mengapa bisnis berbasis digital berhasil menguasai pasar hanya dalam waktu singkat? Meskipun menawarkan produk barang dan jasa yang sama, yang membedakan adalah layanannya. Penggunaan aplikasi, data, dan cloud memungkinkan layanan bisnis yang lebih kompetitif, “faster, cheaper, better”.
Sementara itu, pertumbuhan jumlah pengguna internet dari tahun ke tahun menyediakan pasar yang berkelanjutan, dari Generasi Y (milenial), Z dan Alpha. Data terkini Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berdasarkan survei pada Maret hingga April 2019, dari total populasi 264 juta jiwa, sebanyak 171 juta jiwa atau lebih dari 64% sudah terhubung ke internet.
Namun bagaimana dengan BUMN? Digitalisasi BUMN juga menjadi salah solusi jika ingin mempertahankan lini bisnisnya menghadapi persaingan dengan perusahaan swasta dan korporasi multinasional.
Digitalisasi BUMN dapat dimulai dengan digital marketing melalui berbagai platform online di website, blog, hingga media sosial. Selanjutnya adalah pengembangan model bisnis yang inovatif, seperti membangun customer experience melalui aplikasi mobile agar layanan semakin fleksibel dan mudah dijangkau. Money follows eyeballs, and eyeballs are moving to mobile.
Di luar itu, bisnis harus efisien agar tetap kompetitif, dengan menekan beban perusahaan. Salah satu beban rutin adalah biaya kelola administrasi SDM, dari mulai hitung gaji hingga cuti karyawan.
Solusinya tentu saja digitalisasi, yakni menggunakan cloud HRIS Gadjian dan Hadirr. Dua aplikasi online berbasis teknologi penyimpanan awan (cloud) ini sangat andal untuk menyelesaikan penggajian dan pencatatan absensi karyawan secara otomatis.
BUMN yang Menggunakan Gadjian dan Hadirr
Gadjian dan Hadirr telah membantu ribuan perusahaan, termasuk sejumlah BUMN di Indonesia, melakukan transformasi digital HR dalam mengelola administrasi karyawan melalui otomatisasi sistem pencatatan dan penghitungan online. Beberapa “perusahaan pelat merah” yang menggunakan Gadjian dan Hadirr adalah:
Jasa Raharja
Perusahaan milik negara yang menyelenggarakan asuransi kecelakaan penumpang angkutan umum ini menggunakan aplikasi Hadirr untuk memudahkan pengelolaan absensi karyawan secara online. Aplikasi yang dilengkapi teknologi face recognition ini memungkinkan absen dilakukan oleh karyawan melalui swafoto di aplikasi smartphone. Perusahaan dapat menghemat anggaran karena tak perlu menyediakan dan memelihara perangkat absensi fingerprint.
Baca Juga: 4 Manfaat Menggunakan Aplikasi Absensi Bagi Perusahaan
Peruri Wira Timur
Peruri Wira Timur adalah anak perusahaan dari Perum Peruri yang bergerak dalam usaha percetakan dokumen sekuriti, seperti dokumen pendidikan, perizinan, perpajakan, perbankan, hingga dokumen Komisi Pemilihan Umum (KPU). BUMN yang berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur, ini menggunakan aplikasi payroll Gadjian untuk mengelola penggajian karyawan tanpa repot.
Petrokimia Gresik
BUMN yang beroperasi di Gresik, Jawa Timur, ini merupakan salah satu produsen pupuk dan bahan kimia agroindustri di bawah bendera PT Pupuk Indonesia Holding Company. Petrokimia Gresik menggunakan aplikasi Hadirr untuk mengelola absensi hingga mencatat jam lembur karyawan dengan mudah dan akurat. Hadirr adalah sistem absensi berbasis biometrik dan GPS yang bebas kecurangan, sekalipun karyawan melaporkan kehadiran dari banyak lokasi berbeda.
Asuransi Jasindo Syariah
Perusahaan ini merupakan unit usaha syariah dari PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) yang memisahkan diri sejak 2016. Asuransi Jasindo Syariah menggunakan Gadjian dan Hadirr. Kedua aplikasi yang terintegrasi ini memudahkan pekerjaan HR dan finance karena menggunakan data tunggal, misalnya data kehadiran karyawan dan jam lembur langsung dapat diimpor dari Hadirr ke Gadjian sebagai dasar perhitungan tunjangan kehadiran dan upah lembur.
Selain disrupsi digital, BUMN juga menghadapi situasi yang sama dengan perusahaan lain pada umumnya, yaitu angkatan kerja milenial yang semakin dominan. Generasi milenial awal yang lahir 1981 kini berusia 39 tahun, dan memasuki jenjang peralihan karir middle to top. Sedangkan milenial akhir yang lahir 1997 kini berusia 22 atau fresh graduate yang siap memasuki dunia kerja.
Transformasi Digital Bersama Gadjian dan Hadirr
Aplikasi Gadjian dan Hadirr didesain sebagai software HR masa depan yang mengakomodasi kebutuhan milenial terhadap akses administrasi karyawan yang lebih mudah dijangkau dengan gawai.
Misalnya, dengan GadjianKu, karyawan lebih mudah mengecek slip gaji, mengirim ucapan kepada rekan kerja, hingga mengajukan cuti/izin/sakit. Begitu pun dengan aplikasi absensi online Hadirr, clock-in dan clock-out dapat dilakukan dengan smartphone di genggaman.
Baca Juga: 5 Fitur Unik Mobile App GadjianKu
Bonusnya, dengan dua aplikasi buatan PT Fatiha Sakti ini, perusahaan akan semakin efisien dari segi waktu maupun biaya kelola SDM hingga puluhan juta rupiah setahun. Coba Gadjian dan Hadirr sekarang, dan rasakan pengalaman mengelola administrasi personalia lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik.