Kamu mungkin pernah jengkel dengan karyawan yang absensinya banyak ‘bolong’ akibat kerap tak masuk kerja. Tentu saja ini wajar, sebab bolos kerja yang dilakukan karyawan memang merugikan perusahaan, misalnya mengganggu produktivitas tim, mengacaukan jadwal kerja harian, dan menyebabkan inefisiensi.
Alasan yang Sering Digunakan Karyawan yang Gemar Absen
Karyawan yang gemar bolos biasanya memiliki seribu-satu alasan, dari soal sederhana hingga serius. Ada beberapa hal yang kerap dijadikan alasan di balik kebiasaan karyawan yang kurang disiplin masuk kerja, antara lain:
- Sakit atau tertimpa musibah. Faktor kesehatan yang tidak memungkinkan bekerja menjadi alasan yang paling umum bagi karyawan untuk bolos kerja.
- Kepentingan pribadi atau urusan sosial di luar pekerjaan. Hal-hal semacam ini juga sering dijadikan alasan tidak masuk kerja, misalnya mendaftarkan sekolah anak, mengurus administrasi kependudukan, melayat tetangga meninggal, atau menghadiri pernikahan kerabat.
- Jenuh dengan tuntutan pekerjaan atau situasi di kantor. Alasan ini jarang diungkapkan oleh karyawan yang bolos, sehingga HR perlu menanyakan langsung kepada yang bersangkutan.
Baca Juga: Pentingnya Aplikasi HRD Berbasis Web di Era Digital
Tips Menekan Tingkat Bolos Kerja Karyawan
Angka ketidakhadiran karyawan yang tinggi bisa menjadi indikasi engagement karyawan yang rendah terhadap pekerjaan dan organisasi bisnis. Kamu dapat mencoba tips berikut untuk menekan tingkat bolos kerja karyawan di perusahaanmu:
1. Dukung Gaya Hidup Sehat
Jika sakit menjadi alasan paling sering karyawan bolos kerja di perusahaanmu, maka mulai sekarang kamu dapat merancang program gaya hidup sehat karyawan di lingkungan kerja. Ada berbagai cara, misalnya menciptakan ruangan kerja bebas asap rokok, menyediakan fasilitas kebugaran (gym), atau membuat program Jumat Sehat dengan olahraga bersama (senam, zumba, dan yoga) dan makan sehat bersama di kantor.
Sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan dan penyedia SDM berbasis di Amerika Serikat, Aon Hewitt, terhadap 800 responden di tahun 2013, mengungkap bahwa karyawan yang memperoleh fasilitas dan program kesehatan terbukti lebih produktif dibanding yang tidak mendapatkannya.
2. Kurangi Stres di Kantor
Volume tugas, tuntutan target, rutinitas harian, dan deadline menjadi faktor terbesar penyebab stres karyawan. Tekanan pekerjaan dapat menyebabkan kelelahan mental dan kejenuhan. Banyak hal bisa kamu lakukan untuk mengurangi tingkat stres karyawan, dari mulai merotasi karyawan dengan tugas baru, memadatkan jam kerja, membuat lingkungan pekerjaan lebih nyaman, membangun kultur kerja yang santai tetapi serius, hingga menyediakan pelatihan mindfulness.
3. Berikan Cuti Bersama
Meski karyawan memiliki hak cuti tahunan 12 hari, perusahaan bisa menambahkan cuti bersama satu atau dua hari, misalnya pada hari kerja yang diapit libur. Cuti bersama dapat mengurangi keinginan karyawan untuk bolos kerja. Sekalipun demikian, kamu tetap perlu mengatur agar cuti bersama tidak mengganggu produktivitas perusahaan.
4. Bangun Budaya Disiplin
Kamu dapat memulainya dengan menerapkan reward and punishment, misalnya dengan memberi penghargaan pada karyawan yang rajin dan sebaliknya mengganjar surat peringatan (SP) bagi karyawan yang gemar bolos. Terapkan juga prinsip no work no pay, yang berarti tidak bekerja maka tidak diupah, termasuk tidak menerima tunjangan kehadiran.
5. Pantau Absensi Karyawan
Memantau absensi karyawan merupakan langkah sederhana untuk mengetahui tren ketidakhadiran serta mencari penyebab dan solusinya secara cepat.
Baca Juga: Sering Salah Hitung Tunjangan Karyawan? Saatnya Kamu Beralih ke Absensi Online
Cara ini hanya bisa dilakukan dengan sistem absensi karyawan online yang bekerja otomatis mencatat kehadiran, sehingga kamu dapat mengetahui data absensi terkini setiap saat tanpa menunggu rekap periodik. Kamu bisa menggunakan Hadirr, aplikasi kehadiran yang memiliki banyak keunggulan seperti berikut:
a. Memungkinkan absen di banyak lokasi
Hadirr mengakomodasi pelaporan kehadiran karyawan secara online di banyak tempat terpisah dengan teknologi Global Positioning System (GPS) sehingga HR dapat memantau seluruh karyawan yang tersebar di berbagai kantor cabang. Karena itu, aplikasi ini juga mendukung perusahan startup yang menerapkan jam kerja fleksibel dan mempekerjakan karyawan remote.
b. Praktis dan hemat biaya
Aplikasi kehadiran berbasis cloud ini tidak membutuhkan perangkat elektronik fingerprint di pintu masuk kantor, tetapi cukup dengan smartphone Android atau iOS. Karyawan dapat melaporkan kehadiran mereka melalui foto selfie di aplikasi yang terpasang di ponsel masing-masing, dan sistem akan melakukan verifikasi dengan teknologi biometrik face recognition.
c. Terintegrasi dengan payroll system
Hadirr terintegrasi dengan aplikasi payroll Gadjian yang andal menghitung gaji, tunjangan, lembur, THR, BPJS, PPh 21, dan cuti karyawan. Ini memudahkan HR dan finance memasukkan data kehadiran karyawan dalam perhitungan penggajian setiap bulan secara otomatis dan akurat.
d. Kaya fitur canggih
Tidak hanya mengelola absensi online, Hadirr juga dilengkapi dengan fitur pencatat dan penghitung jam lembur, pemantau jadwal kerja karyawan, pemantau kinerja karyawan yang memiliki mobilitas tinggi, dan reimbursement.
Aplikasi ini juga memiliki fitur hitch untuk memudahkan karyawan yang ponselnya tertinggal atau rusak absen dari smartphone milik teman sekantor menggunakan personal ID; dan offline mode yang memungkinkan karyawan tetap dapat absen meskipun tidak memiliki kuota internet.
e. Memudahkan pemantauan dan analisis
Hadirr menyajikan data kehadiran karyawan real-time. Artinya, kamu bisa mengecek data terkini absensi kapan saja dan di mana saja melalui aplikasi sekalipun lokasi absen tersebar di banyak kota. Tak perlu rekap absensi sebulan, kamu dapat mengetahui karyawan yang gemar bolos dari aplikasi ini setiap saat, sehingga kamu dapat mengambil langkah lebih cepat untuk mengatasinya.
Baca Juga: 6 Aplikasi yang Wajib Dimiliki oleh Seorang Mobile Worker
Sebagai perbandingan, sistem absensi kertas maupun yang menggunakan perangkat stationary pembaca sidik jari membutuhkan lebih banyak biaya pengadaan dan perawatan perangkat, menambah pekerjaan rutin HR, dan tidak fleksibel untuk karyawan remote. Jadi, jika kamu berpikir memiliki sistem pemantau absensi yang praktis dan efisien dari segi waktu dan biaya, Hadirr solusinya.