Sejak berdiri tahun 2009, Tokopedia berkembang pesat menjadi e-commerce populer dan berhasil meraup lebih dari seratus juta pengunjung per bulan. Kini Tokopedia merupakan satu dari empat Unicorn di Indonesia, yakni perusahaan rintisan (startup) yang telah memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS (atau setara Rp 14 triliun).
Keberhasilan ini tak lepas dari faktor sumber daya manusia (SDM) yang menggerakkan perusahaan dalam satu dekade terakhir. Menurut data iPrice, marketplace yang didirikan oleh William Tanuwijaya ini memiliki karyawan atau yang disebut Nakama lebih dari 2000 orang pada akhir 2018.
Lalu bagaimana cara Tokopedia mengelola karyawan sebanyak itu? Adalah Libertha Hutapea, sosok yang membuat perusahaan ini berhasil mempertahankan dan mengelola para Nakama. Saat ini, Tokopedia juga menjadi salah satu perusahaan startup yang menjadi incaran generasi milenial pencari kerja.
Sebagai Head of People Strategy Tokopedia, alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menerapkan Great Nakama Experience, yaitu sebuah strategi HR dalam pengembangan human capital yang berbasis pada employee experience. Apa itu?
Ernst & Young mendefinisikan employee experience sebagai upaya organisasi dan personil untuk bekerja sama membangun pengalaman kerja otentik sehingga membangkitkan gairah semangat kerja, inovasi, dan produktivitas. Tujuannya adalah memperkuat kinerja individu, tim, dan organisasi.
Employee experience mengadopsi konsep customer experience dalam dunia marketing, di mana perusahaan berusaha membuat konsumen memiliki perasaan serta pengalaman menyenangkan dan memuaskan dalam menggunakan produk atau layanan. Kesan positif ini dapat mempertahankan loyalitas sekaligus menarik konsumen baru.
Begitu juga dengan employee experience. Strategi ini untuk menciptakan rasa bahagia karyawan dalam bekerja di perusahaan, sehingga dampaknya tidak hanya membuat karyawan terbaik betah dan semakin loyal, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan laba bisnis.
Perusahaan yang menerapkan employee experience, menurut sejumah survei, memiliki persentase pertumbuhan jumlah karyawan lebih besar, remunerasi lebih baik, pendapatan dan profit bisnis lebih tinggi hingga empat kali dari perusahaan yang tidak menerapkannya.
Baca Juga: Belajar Mengelola HRD Bisnis Franchise dari Kesalahan Seven Eleven
Employee experience penting bagi perusahaan untuk menjawab kebutuhan pekerja millenial yang kini jumlahnya lebih dari 30 persen populasi dan akan mendominasi 75 persen angkatan kerja dalam lima tahun mendatang. Prinsipnya adalah menciptakan lingkungan fisik dan non-fisik perusahaan yang memenuhi harapan mereka, mulai dari suasana kantor, aturan dan budaya kerja, fasilitas, hingga komunitas.
Di Tokopedia, Libertha membangun employee experience melalui cara berikut:
Lingkungan Fisik Perusahaan
Kondisi dan kelengkapan fasilitas kerja, dari mulai ruang kerja hingga makanan menjadi persoalan penting bagi pekerja zaman sekarang. Berbeda dengan konsep kantor konvensional, perusahaan modern lebih banyak mengadopsi faktor kenyamanan dalam merancang tempat kerja agar membuat karyawannya betah.
Tokopedia menciptakan pengalaman menyenangkan bagi para Nakama dengan berinvestasi pada fasilitas kerja yang bagus dan suportif, seperti ruang kerja, ruang meeting, fasilitas penunjang semacam ruang fitness/gym dan area untuk anak-anak, hingga penyediaan makanan sarapan dan fresh snack.
Lingkungan Non-Fisik dan Kultur Kerja
Lingkungan non-fisik perusahaan yang menyenangkan juga memberikan pengalaman positif bagi karyawan. Tokopedia menciptakan kultur kerja melalui penanaman budaya perusahaan yang baik, gaya kepemimpinan yang inspiratif, serta kolaborasi tim yang sehat. Bahkan, perusahaan juga menerapkan standar yang transparan dalam penilaian kinerja dan pemberian reward/bonus.
Perangkat Kerja dan Teknologi
Sebagai perusahaan startup, Tokopedia sudah pasti menerapkan penggunaan teknologi dalam siklus kerja harian mereka. Teknologi digital ibarat ‘mainan’ sehari-hari dan telah menjadi bagian hidup kaum milenial.
Nakama merupakan generasi melek internet dan tech-savvy yang menyukai penggunaan teknologi untuk bekerja karena mereka dapat menyelesaikan tugas lebih mudah, lebih cepat, dan lebih efisien. Tokopedia memanfaatkan teknologi untuk setiap urusan pekerjaan, seperti komunikasi dan kolaborasi, proses administrasi keuangan dan karyawan, sampai rekrutmen.
Bagi Libertha, teknologi di era digital ibarat oksigen bagi HR. Hampir tak mungkin HR bisa melakukan pekerjaan rutinnya secara efisien tanpa dukungan teknologi. Menurut dia, banyak manfaat yang bisa didapat melalui penerapan teknologi HR, seperti otomatisasi proses administrasi, kemudahan pemantauan dan pelacakan, proses pelaporan real-time, serta analisis data.
Baca Juga: Perusahaan Tradisional vs Perusahaan Berbasis Teknologi
Pendapat di atas sangat beralasan, mengingat volume pekerjaan HR cukup besar. Tidak hanya menangani pekerjaan rutin bulanan, HR juga punya tugas yang lebih esensial yaitu pengembangan human capital. Persoalannya, pekerjaan mencatat dan menghitung penggajian, cuti, dan absensi karyawan seringkali memakan sebagian besar waktu kerja HR.
Jika kamu ingin lebih banyak berkonsentrasi pada pengembangan SDM untuk mendorong produktivitas karyawan, sebaiknya serahkan pekerjaan administrasi HR kepada Gadjian. Kamu tak akan disibukkan lagi oleh pekerjaan hitung-menghitung yang rumit setiap bulan.
HR software berbasis cloud ini merupakan aplikasi payroll multi-tasking yang dapat kamu andalkan dalam perhitungan gaji karyawan secara otomatis. Gadjian sangat mendukung sistem HR di Indonesia yang kerap menggabungkan fungsi manajemen SDM dan kelola keuangan.
Apa keuntungan menggunakan aplikasi HRIS digital ini? Selain otomatisasi yang memudahkan dan mempercepat pekerjaan, Gadjian telah terbukti mampu menghemat biaya perusahaan dalam pengelolaan administrasi karyawan hingga puluhan juta dalam setahun.