Tahukah Anda, bahwa tanggal 20 Februari ditetapkan sebagai Hari Pekerja Nasional?
Memang selain Hari Buruh yang jatuh pada tanggal 1 Mei, tanggal ini tidak begitu dikenal oleh masyarakat. Padahal, Presiden Soeharto menetapkan hari peringatan ini dengan surat Keputusan Presiden No.9 Tahun 1991 dengan tujuan untuk menumbuhkan jati diri dan meningkatkan kebanggaan para pekerja Indonesia.
Tanggal 20 Februari dipilih karena pada tanggal yang sama tahun 1973, Serikat Pekerja dari berbagai perusahaan mendeklarasikan pembentukan Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI). Nama ini kemudian berubah menjadi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) pada kongres tanggal 23-30 November 1985.
Salah satu kegiatan yang biasa dilakukan untuk memperingati Hari Pekerja Nasional adalah diskusi bersama antara serikat pekerja dengan pemerintah. Konfederasi SPSI Cabang Kota Surabaya pernah mengadakan apel bersama yang diikuti ratusan pekerja dari Surabaya dan sekitarnya. Melalui apel ini, para pekerja berharap Pemerintah Kota Surabaya membantu memecahkan berbagai masalah pekerja.
Baca Juga: Repotnya HRD Jika Tak Dibantu Software (Infografis)
Bersamaan dengan Hari Pekerja Nasional tersebut, Forbes merilis kabar bahwa Indonesia menempati peringkat atas daftar negara yang memiliki produktivitas paling baik. Menurut laporan dari perusahaan aplikasi manajemen Redbooth yang berjudul “The Olympics of Work: Ranking The Most Productive Countries”, Indonesia menempati posisi kedua dalam deretan negara dengan persentase tugas yang terselesaikan dalam kurun waktu seminggu, yakni berada pada angka 57%.
Dalam daftar yang memperlihatkan hasil pekerjaan pegawai lintas industri dari seluruh dunia itu, Indonesia juga didapuk sebagai peringkat ketiga negara dengan pekerja tercepat dalam menyelesaikan pekerjaan. Artinya, produktivitas pekerja Indonesia mampu membuat penyelesaian tugas lebih cepat dan lebih singkat daripada pekerja di negara-negara lain.
“Mengapa peringkat ini menjadi penting untuk Anda yang menjabat sebagai pimpinan perusahaan?”
Hasil observasi dari berbagai perusahaan ini menjadi sebuah penanda bahwa situasi industri di Indonesia sedang meningkat. Jika Anda menghabiskan terlalu banyak waktu dalam urusan-urusan lain yang tidak berhubungan dengan peningkatan aset manusia dalam perusahaan, maka bisnis Anda bisa jauh tertinggal.
Sementara itu, dengan kegiatan-kegiatan karyawan yang semakin pesat, pengelolaan administrasi karyawan juga membutuhkan perhatian. Gusto, sebuah HR software di Amerika Serikat, melakukan survei terhadap aktivitas Divisi HR dalam sehari. Hasilnya menyebutkan bahwa 21% waktu digunakan untuk mengurusi dokumen-dokumen karyawan. Hal ini tentu disayangkan karena kemudian Divisi HR hanya memiliki waktu yang terbatas untuk mengadakan pelatihan SDM dalam rangka meningkatkan loyalitas atau motivasi karyawan. Maka dari itu, ada baiknya Divisi HR menggunakan Human Resources Information System (HRIS) untuk menghemat waktu dalam mengurusi arsip-arsip karyawan.
Di samping itu, data dari Forbes tersebut juga menginformasikan bahwa pekerja di Jepang merupakan yang paling jarang mengambil libur. Namun begitu, berdasarkan laporan ini, jam kerja yang panjang tidak selalu berbanding lurus dengan produktivitas. Sebagian pekerja kadang terpaksa bertahan di kantor hingga malam hanya untuk menyenangkan bosnya, mendapatkan upah lembur, atau menunggu jam-jam macet berakhir.
Baca Juga: 6 Strategi Cerdik dalam Mengurangi Jam Lembur Karyawan ala Jepang
Jika demikian, lalu bagaimana manajemen dapat mengukur produktivitas karyawan? Gunakan aplikasi HRD yang terintegrasi dengan sistem absensi karyawan. Ketika software absensi mampu menghasilkan data kehadiran yang akurat, maka tugas-tugas HRD yang berhubungan dengan pola kerja akan semakin mudah. Gadjian memadukan manajemen absensi karyawan berbasis software HR online dengan aplikasi payroll yang dapat membantu perhitungan lembur karyawan. Penggajian lancar, karyawan pun bekerja dengan giat!