Mulai 1 Januari 2024, cara menghitung pajak penghasilan PPh Pasal 21 karyawan mengalami perubahan. Pemerintah menerapkan tarif baru yang disebut tarif efektif rata-rata (TER), yang terdiri atas tarif efektif bulanan dan tarif efektif harian.
Ketentuan tarif dan prinsip kesederhanaan dalam pemotongan PPh Pasal 21 diatur melalui Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2023 tentang Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Wajib Pajak Orang Pribadi beserta aturan turunannya yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2023.
Perhitungan PPh 21 terbaru ini hanya mengubah besaran potongan PPh 21 bulanan karyawan, namun tidak memengaruhi beban pajak tahunan. Artinya, pajak terutang setahun karyawan tetap tidak berubah.
Penghasilan Tidak Kena Pajak
PTKP adalah batas penghasilan yang tidak dikenai tarif pajak PPh 21. PTKP yang berlaku saat ini adalah PTKP 2021, sebagaimana yang diatur dalam UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan No 7 Tahun 2021, Bab III Pajak Penghasilan, Pasal 3 Angka 3.
PTKP per tahun diberikan paling sedikit:
Status PTKP ditentukan oleh perkawinan dan jumlah tanggungan. Contohnya, jika karyawan lajang dan tanpa tanggungan maka statusnya TK/0, yang berarti hanya mendapat PTKP untuk dirinya sendiri Rp54.000.000.
Jika karyawan menikah maka PTKP menjadi K/0 dan mendapat tambahan Rp4.500.000. Apabila memiliki tanggungan 1 orang anak, maka menjadi K/1 dan mendapat tambahan Rp4.500.000, dan seterusnya.
Perhitungan |
Status |
PTKP |
--- |
TK/0 |
Rp54.000.000 |
Rp54.000.000 + Rp4.500.000 |
TK/1, K/0 |
Rp58.500.000 |
Rp54.000.000 + (2 x Rp4.500.000) |
TK/2, K/1 |
Rp63.000.000 |
Rp54.000.000 + (3 x Rp4.500.000) |
TK/3, K/2 |
Rp67.500.000 |
Rp54.000.000 + (4 x Rp4.500.000) |
K/3 |
Rp72.000.000 |
(2 x Rp54.000.000) + Rp4.500.000 |
K/I/0 |
Rp112.500.000 |
(2 x Rp54.000.000) + (2 x Rp4.500.000) |
K/I/1 |
Rp117.000.000 |
(2 x Rp54.000.000) + (3 x Rp4.500.000) |
K/I/2 |
Rp121.500.000 |
(2 x Rp54.000.000) + (4 x Rp4.500.000) |
K/I/3 |
Rp126.000.000 |
Tarif PPh 21 terbaru diatur dalam PP No 58 Tahun 2023 tentang Tarif Pemotongan PPh 21 atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, atau Kegiatan Wajib Pajak Orang Pribadi. Perhitungan pajak karyawan mulai 2024 menggunakan dua jenis tarif, yaitu tarif efektif dan tarif progresif.
PPh 21 Masa Pajak (Bulanan) |
PPh 21 Masa Pajak Terakhir (Desember) |
Tarif efektif rata-rata (TER) |
Tarif progresif |
a. Tarif progresif
Tarif progresif adalah tarif berlapis di Pasal 17 ayat (1) huruf a UU Pajak Penghasilan yang telah direvisi UU HPP. Tarif ini dikenakan atas penghasilan kena pajak, yaitu penghasilan bruto yang telah dikurangi biaya jabatan, iuran pensiun, dan PTKP.
Lapisan Penghasilan Kena Pajak |
Tarif |
Sampai dengan Rp60.000.000 |
5% |
Di atas Rp60.000.000 sampai dengan Rp250.000.000 |
15% |
Di atas Rp250.000.000 sampai dengan Rp500.000.000 |
25% |
Di atas Rp500.000.000 sampai dengan Rp5.000.000.000 |
30% |
Di atas Rp5.000.000.000 |
35% |
b. Tarif efektif bulanan
Tarif efektif PPh 21 2024 dikategorikan berdasarkan status PTKP sesuai perkawinan dan jumlah tanggungan wajib pajak pada awal tahun pajak.
Tarif efektif bulanan telah mempertimbangkan komponen pengurang penghasilan bruto, seperti biaya jabatan dan iuran pensiun. Ada tiga kelompok tarif efektif, yaitu Kategori A, Kategori B, dan Kategori C.
Kategori A (TK/0, TK/1, K/0) |
Kategori B (TK/2, TK/3, K/1, K/2) |
Kategori C (K/3) |
Tarif Efektif |
Penghasilan Bruto Bulanan |
|||
≤ Rp5.400.000 |
≤ Rp6.200.000 |
≤ Rp6.600.000 |
0% |
Rp5.400.001 s.d. Rp5.650.000 |
Rp6.200.001 s.d. Rp6.500.000 |
Rp6.600.001 s.d. Rp6.950.000 |
0,25% |
Rp5.650.001 s.d Rp5.950.000 |
Rp6.500.001 s.d. Rp6.850.000 |
Rp6.950.001 s.d. Rp7.350.000 |
0,5% |
Rp5.950.001 s.d. Rp6.300.000 |
Rp6.850.001 s.d. Rp7.300.000 |
Rp7.350.001 s.d. Rp7.800.000 |
0,75% |
Rp6.300.001 s.d. Rp6.750.000 |
Rp7.300.001 s.d. Rp9.200.000 |
Rp7.800.001 s.d. Rp8.850.000 |
1% |
Rp6.750.001 s.d. Rp7.500.000 |
--- |
Rp8.850.001 s.d. Rp9.800.000 |
1,25% |
Rp7.500.001 s.d. Rp8.550.000 |
Rp9.200.001 s.d. Rp10.750.000 |
Rp9.800.001 s.d. Rp10.950.000 |
1,5% |
Rp8.550.001 s.d. Rp9.650.000 |
--- |
Rp10.950.001 s.d. Rp11.200.000 |
1,75% |
Rp9.650.001 s.d. Rp10.050.000 |
Rp10.750.001 s.d. Rp11.250.000 |
Rp11.200.001 s.d. Rp12.050.000 |
2% |
Rp10.050.001 s.d. Rp10.350.000 |
--- |
--- |
2,25% |
Rp10.350.001 s.d. Rp10.700.000 |
Rp11.250.001 s.d. Rp11.600.000 |
--- |
2,5% |
Rp10.700.001 s.d. Rp11.050.000 |
Rp11.600.001 s.d Rp12.600.000 |
Rp12.050.001 s.d. Rp12.950.000 |
3% |
Rp11.050.001 s.d. Rp11.600.000 |
--- |
--- |
3,5% |
Rp11.600.001 s.d. Rp12.500.000 |
Rp12.600.001 s.d. Rp13.600.000 |
Rp12.950.001 s.d. Rp14.150.000 |
4% |
Rp12.500.001 s.d. Rp13.750.000 |
Rp13.600.001 s.d. Rp14.950.000 |
Rp14.150.001 s.d. Rp15.550.000 |
5% |
Rp13.750.001 s.d. Rp15.100.000 |
Rp14.950.001 s.d. Rp16.400.000 |
Rp15.550.001 s.d. Rp17.050.000 |
6% |
Rp15.100.001 s.d. Rp16.950.000 |
Rp16.400.001 s.d. Rp18.450.000 |
Rp17.050.001 s.d. Rp19.500.000 |
7% |
Rp16.950.001 s.d. Rp19.750.000 |
Rp18.450.001 s.d. Rp21.850.000 |
Rp19.500.001 s.d. Rp22.700.000 |
8% |
Rp19.750.001 s.d. Rp24.150.000 |
Rp21.850.001 s.d. Rp26.000.000 |
Rp22.700.001 s.d. Rp26.600.000 |
9% |
Rp24.150.001 s.d. Rp26.450.000 |
Rp26.000.001 s.d. Rp27.700.000 |
Rp26.600.001 s.d. Rp28.100.000 |
10% |
Rp26.450.001 s.d. Rp28.000.000 |
Rp27.700.001 s.d. Rp29.350.000 |
Rp28.100.001 s.d. Rp30.100.000 |
11% |
Rp28.000.001 s.d. Rp30.050.000 |
Rp29.350.001 s.d. Rp31.450.000 |
Rp30.100.001 s.d. Rp32.600.000 |
12% |
Rp30.050.001 s.d. Rp32.400.000 |
Rp31.450.001 s.d. Rp33.950.000 |
Rp32.600.001 s.d. Rp35.400.000 |
13% |
Rp32.400.001 s.d. Rp35.400.000 |
Rp33.950.001 s.d. Rp37.100.000 |
Rp35.400.001 s.d. Rp38.900.000 |
14% |
Rp35.400.001 s.d Rp39.100.000 |
Rp37.100.001 s.d. Rp41.100.000 |
Rp38.900.001 s.d. Rp43.000.000 |
15% |
Rp39.100.001 s.d. Rp43.850.000 |
Rp41.100.001 s.d. Rp45.800.000 |
Rp43.000.001 s.d. Rp47.400.000 |
16% |
Rp43.850.001 s.d. Rp47.800.000 |
Rp45.800.001 s.d. Rp49.500.000 |
Rp47.400.001 s.d. Rp51.200.000 |
17% |
Rp47.800.001 s.d. Rp51.400.000 |
Rp49.500.001 s.d. Rp53.800.000 |
Rp51.200.001 s.d. Rp55.800.000 |
18% |
Rp51.400.001 s.d. Rp56.300.000 |
Rp53.800.001 s.d. Rp58.500.000 |
Rp55.800.001 s.d. Rp60.400.000 |
19% |
Rp56.300.001 s.d. Rp62.200.000 |
Rp58.500.001 s.d. Rp64.000.000 |
Rp60.400.001 s.d. Rp66.700.000 |
20% |
Rp62.200.001 s.d. Rp68.600.000 |
Rp64.000.001 s.d. Rp71.000.000 |
Rp66.700.001 s.d. Rp74.500.000 |
21% |
Rp68.600.001 s.d. Rp77.500.000 |
Rp71.000.001 s.d. Rp80.000.000 |
Rp74.500.001 s.d. Rp83.200.000 |
22% |
Rp77.500.001 s.d. Rp89.000.000 |
Rp80.000.001 s.d. Rp93.000.000 |
Rp83.200.001 s.d. Rp95.600.000 |
23% |
Rp89.000.001 s.d. Rp103.000.000 |
Rp93.000.001 s.d. Rp109.000.000 |
Rp95.600.001 s.d. Rp110.000.000 |
24% |
Rp103.000.001 s.d. Rp125.000.000 |
Rp109.000.001 s.d. Rp129.000.000 |
Rp110.000.001 s.d. Rp134.000.000 |
25% |
Rp125.000.001 s.d. Rp157.000.000 |
Rp129.000.001 s.d. Rp163.000.000 |
Rp134.000.001 s.d. Rp169.000.000 |
26% |
Rp157.000.001 s.d. Rp206.000.000 |
Rp163.000.001 s.d. Rp211.000.000 |
Rp169.000.001 s.d. Rp221.000.000 |
27% |
Rp206.000.001 s.d. Rp337.000.000 |
Rp211.000.001 s.d. Rp374.000.000 |
Rp221.000.001 s.d. Rp390.000.000 |
28% |
Rp337.000.001 s.d. Rp454.000.000 |
Rp374.000.001 s.d. Rp459.000.000 |
Rp390.000.001 s.d. Rp463.000.000 |
29% |
Rp454.000.001 s.d. Rp550.000.000 |
Rp459.000.001 s.d. Rp555.000.000 |
Rp463.000.001 s.d. Rp561.000.000 |
30% |
Rp550.000.001 s.d. Rp695.000.000 |
Rp555.000.001 s.d Rp704.000.000 |
Rp561.000.001 s.d. Rp709.000.000 |
31% |
Rp695.000.001 s.d. Rp910.000.000 |
Rp704.000.001 s.d. Rp957.000.000 |
Rp709.000.001 s.d. R965.000.000 |
32% |
Rp910.000.001 s.d. Rp1.400.000.000 |
Rp957.000.001 s.d. Rp1.405.000.000 |
Rp965.000.001 s.d. Rp1.419.000.000 |
33% |
≥ Rp1.400.000.000 |
≥ Rp1.405.000.000 |
≥ Rp1.419.000.000 |
34% |
c. Tarif efektif harian
Untuk karyawan lepas harian yang menerima upah harian, maka perhitungan pajaknya menggunakan tarif efektif PPh 21 harian.
Penghasilan Bruto Harian |
Tarif Efektif |
Sampai dengan Rp450.000 |
0% |
Di atas Rp450.000 sampai dengan Rp2.500.000 |
0,5% |
a. Rumus PPh 21
Tarif efektif langsung dikenakan atas penghasilan bruto, sehingga rumusnya cukup sederhana seperti berikut:
PPh 21 = TER x penghasilan bruto
b. Contoh perhitungan PPh 21 masa (bulanan)
Adi seorang karyawan tetap berstatus kawin dan memiliki tanggungan 1 orang anak. Ia menerima penghasilan teratur berupa gaji dari perusahaan sebesar Rp8.500.000 per bulan.
(1) Berdasarkan tarif efektif PP No 58 Tahun 2023 di atas, maka status PTKP K/1 termasuk Kategori B. Penghasilan bruto Rp7.300.001 sampai dengan Rp9.200.000 dikenai tarif 1%.
PPh 21 Januari 2024 = 1% x Rp8.500.000 = Rp85.000.
(2) Pada Februari 2024, Adi mendapat bonus sebesar Rp3.500.000, sehingga penghasilan bruto bulan kedua adalah Rp12.000.000. Berdasarkan tarif Kategori B, maka tarifnya menjadi 3%.
PPh 21 Februari 2024 = 3% x Rp12.000.000 = Rp360.000.
(3) Pada Maret 2024, Adi memperoleh THR Lebaran sebesar 1 kali gaji, sehingga jumlah penghasilan bruto menjadi Rp17.000.000. Tarifnya menjadi 7%.
PPh 21 Maret 2024 = 7% x Rp17.000.000 = Rp1.190.000.
(4) Bulan April sampai November 2024, penghasilan bruto Adi sama dengan penghasilan bruto bulan Januari 2024, sehingga potongan pajaknya juga sama, yakni Rp85.000 per bulan.
Pemotongan PPh 21 masa sampai November 2024 = (9 x Rp85.000) + Rp360.000 + Rp1.190.000 = Rp2.315.000.
c. Contoh perhitungan PPh 21 masa pajak terakhir
Pemotongan PPh 21 masa pajak terakhir (Desember 2024) dilakukan dengan tarif progresif UU HPP seperti berikut:
PPh 21 Masa Desember 2024 |
|
Penghasilan gaji setahun 12 x Rp8.500.000 |
Rp102.000.000 |
Bonus |
Rp3.500.000 |
THR |
Rp8.500.000 |
Penghasilan bruto setahun |
Rp114.000.000 |
Dikurangi biaya jabatan 5% |
Rp5.700.000- |
Penghasilan neto setahun |
Rp108.300.000 |
Dikurangi PTKP K/1 |
Rp63.000.000- |
Penghasilan Kena Pajak |
Rp45.300.000 |
PPh 21 terutang setahun 5% x Rp45.300.000 |
Rp2.265.000 |
Dikurangi PPh 21 telah dipotong sampai November 2024 |
Rp2.315.000 |
Kelebihan potong PPh 21 |
(Rp50.000) |
Pada perhitungan PPh 21 akhir tahun, terjadi kelebihan potong sebesar Rp50.000, dan perusahaan mengembalikan kelebihan potong PPh 21 tersebut dan memberikan bukti pemotongan PPh 21.
Silakan pelajari ketentuan lebih bayar PPh 21 menurut PMK No 168 Tahun 2023 dan perbedaan cara hitung PPh 21 lama dan terbaru 2024.